– Pasien Dalam Pengawasan (PDP) Covid-19 asal Kabupaten Kayong Utara (KKU) di RSUD Agoesdjam Ketapang menegaskan tidak pernah kontak langsung dengan PDP yang sebelumnya meninggal dunia. Pernyataannya sekaligus membantah keterangan yang disampaikan Gugus Tugas Covid-19 Ketapang.
Melalui video singkatnya pada Kamis (2/4/2020), pria berinisial H ini mengaku memang mengenal almarhum PDP yang sudah meninggal. Namun, dia menegaskan tidak pernah bertemu dan berkontak langsung saat kegiatan Tabligh Akbar di luar negeri.
“Soal isu pertemuan itu tidak benar. Memang kami beterkaitan teman dalam satu jamaah, tapi pada kegiatan saya ke India, sedangkan almahum ke Malaysia. Bahkan saat pergi dan pulang kami tidak pernah bertemu dan berkontak langsung,” tegasnya.
Sementara mengenai hasil rapid test, dirinya membenarkan memang terindikasi positif Covid-19. Akan tetapi, ia menilai hasil rapid test tersebut tidak dapat menjadi acuan keakuratan hasil tes dirinya.
Baca juga: Menkumham Bebaskan 39 Narapidana Rutan Sanggau di Tengah Wabah Corona
Sebelumnya diberitakan, RSUD Agoesdjam Ketapang menerima seorang PDP Covid-19 asal KKU, Rabu (1/4/2020). Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Ketapang menyatakan warga tersebut sebelumnya sempat kontak langsung dengan PDP Covid-19 yang meninggal dunia. H dinyatakan positif virus corona setelah dilakukan pemeriksaan sebanyak dua kali dengan rapid test.
“Sekitar pukul 18.00 Wib, RSUD Agoesdjam kedatangan PDP asal KKU dengan gejala penyakit batuk. PDP itu sempat kontak langsung dengan PDP yang meninggal beberapa waktu lalu di Ketapang,” kata Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Ketapang, Rustami dalam keterangan persnya, Kamis (2/4/2020) dinihari.
Rustami melanjutkan, saat ini pasien tersebut sudah ditangani dan diisolasi di RSUD Agoesdjam. Kemudian pihak rumah sakit akan mengambil sampel swabnya untuk dikirim ke Jakarta (uji laboratorim).
“Dia dinyatakan positif baru berdasarkan rapid test. Kepastian 100 persen positif atau tidak, kita masih menunggu hasil uji laboratorium di Jakarta,” terang Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Ketapang itu.
“Jadi, rapid test itu hanyalah sebagai pemeriksaan skrining atau pemeriksaan penyaring, bukan pemeriksaan untuk mendiagnosa infeksi virus Corona,” timpalnya.
Baca juga: Rujukan Penanganan Corona, RSUD Agoesdjam Terapkan Standar WHO
Terkait pasien memiliki hubungan erat dengan PDP yang meninggal, pihaknya juga akan melakukan rapid test kepada 17 santri At-Taqwa Kelurahan Kauman. Lantaran almarhum sempat dikarantina di sana sepulang dari Malaysia dan kontak langsung dengan 17 santri.
“Rapid test kepada 17 santri dilakukan guna mendeteksi potensi penyebaran covid-19. Sebab mereka (santri, red) diketahui kontak langsung dengan PDP yang meninggal. Data-data santrinya sudah ada, saat ini mereka juga diisolasi di rumahnya masing-masing,” paparnya.
Ia menambahkan, pihaknya akan mengambil langkah-langkah penanganan mengenai adanya PDP positif Covid-19 hasil rapid test itu. Salah satunya mencari jejak siapa saja yang kontak langsung dengan PDP tersebut untuk di rapid test.
“Jika seandainya hasil rapid testnya positif, maka Pemda berupaya menangani persoalan kasus Covid-19 di Ketapang secara maksimal dan intensif,” tuntasnya. (lim)
Discussion about this post