– Orang Dalam Pemantauan (ODP) di Kabupaten Sanggau terjadi penurunan menjadi sebayak 1.196. Sedangkan Pasien Dalam Pengawasan (PDP) tetap tiga orang.
“Satunya di RSUD Sintang positif Covid-19 dan duanya menunggu hasil di RSUD MTh Djaman Sanggau yang sudah dibawa ke ruang isolasi di RSUD Sanggau yang baru di Semboja Kelurahan Bunut,” kata Plt Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Sanggau, Ginting, dalam konferensi pers di TRC BPBD Sanggau, Sabtu (4/4/2020).
Konferensi pers digelar di Posko Percepatan Penangganan Tanggap Darurat Covid-19 Kabupaten Sanggau. Turut hadir Kabid Lalu Lintas dan Angkutan Dinas Perhubungan Sanggau Agus Supriyanto, Kabid Pencegahan BPBD Sanggau Rahmad Mulyadi dan Kabid Pencegahan, Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Dinkes Sanggau, Sarimin Sitepu.
Ginting mengatakan, penurunan ini setelah 14 hari dikeluarkan dari status ODP, walaupun masih direkam. Contohnya untuk kemarin yang masuk laporan 36 ODP baru, dan ODP lama lebih 14 hari sebanyak 82 orang.
“Walaupun data pagi ini menunjukan penurunan kita tetap waspada,” ujarnya.
Ketua Harian Satgas Percepatan Penangganan Tanggap Darurat Covid-19 Sanggau menuturkan, untuk tapid test sampai hari ini telah dilakukan sebanyak 77 orang. Termasuk yang di Rumah Sakit (RS) sebanyak 12 orang. Sehingga totalnya 77 orang.
“Dari 77 orang itu tetap yang reaktif satu orang dan lainnya negatif,” ungkapnya.
Baca juga: Kalbar Terima Bantuan 4 Ribu APD dan 20 Ribu Masker
Ginting menambahkan, pihaknya akan terus melakukan rapid test. Terutama terhadap orang-orang yang mempunyai kriteria yang akan di rapid test.
“Karena kita punya prioritas, tidak semuanya ODP itu kita rapid test. Karena keterbatasan sarana rapid test ini juga,” tukasnya.
Ginting mengimbau kepada ODP yang telah didata dan diminta untuk rapid test agar mematuhinya. Artinya, jangan takut melakukan rapid test, karena akan menyelamatkan diri sendiri dan orang di sekitarnya.
“Sekali lagi kami harapkan masyarakat yang telah dikategorikan ataupun telah dihubungi untuk ikut rapid test, kami imbau ikuti anjuran itu untuk menjaga kesehatan diri sendiri dan orang di sekelilingnya,” imbuh Ginting.
Kabid Pencegahan, Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Dinkes Sanggau, Sarimin Sitepu menambahkan, pihaknya sudah mendapatkan 200 rapid test. Yang sudah digunakan 77 rapid test.
“Dari 77 tadi hasilnya 76 negatif dan satu orang reaktif, jadi reaktif ini agak berbeda tipis dengan positif,” jelasnya.
Jika positif, maka sudah bisa dirilis bahwa dia positif Covid-19. Kalau reaktif, belum bisa. Sebab ketika sesuatu yang sudah reaktif harus ada pemeriksaan lanjutan.
“Jadi kalau positif setop di situ bisa kita rilis, tapi kalau dia reaktif harus kita lakukan pemeriksaan lanjutan untuk menentukan dia positif atau negatif,” tuturnya.
“Maka terhadap yang reaktif tanggal 7 nanti kita coba sekali lagi untuk rapid test. Kalau seandainya dia itu negatif sudah selesai dan tidak ada masalah, tapi kalau positif harus kita swab,” timpal Sarimin.
Rapid test, kata dia, hanya untuk melihat antibodi ada atau tidak reaksi di dalam.
“Kalau dia itu naik IGG dengan IGM-nya itu bahasa kesehatanya, itu dia akan reaktif maka dia akan menjadi positif. Tapi kalau di swab maka diambil virusnya dan itu yang paling akurat,” paparnya.
Baca juga: BMC Sanggau Salurkan Bantuan ke RSUD MTh. Djaman, Dukung Tenaga Medis Perangi Covid-19
Saat ini, satu orang yang reaktif masih diisolasi di rumah sendiri. Karena isteri dan anaknya sudah di rapid test, hasilnya negatif. Orang yang reaktuf ini ada riwayat perjalanan ke daerah terjangkit.
Ditambahkan Ginting, untuk mencegah penyebaran Covid-19, masyarakat dimbau agar tetap mengikuti anjuran pemerintah. Cuci tangan pakai sabun itu yang utama. Kedepan pihaknya akan memastikan tiap kantor pelayanan publik ada tempat cuci tangan pakai sabun.
“Dan kita serahkan satu thermola, jadi apakah nanti satu petugas di Kantor pelayanan publik itu memastikan tamu ataupun orang yang masuk ke dalam kantor itu sudah mencuci tangan dan sudah dicek suhu tubuhnya,” katanya.
Ini akan dilaksanakan mulai Senin. Harus dipastikan ada cuci tangan pakai sabun. Jika tidak ada cuci tangan pakai sabun untuk hal-hal tertentu bisa menggunakan hand sanitizer.
“Tapi tetap lebih bagus cuci tangan pakai sabun dan air mengalir,” lugasnya.
Masyarakat juga diminta agar tetap di rumah atau stay at home. Kalaupun terpaksa keluar rumah, maka jaga jarak. Kemudian hindari kerumunan, bila perlu pakai masker.
“Begitu pulang ke rumah langsung cuci tangan lagi pakai sabun. Dan baju yang dipakai jangan disimpan, langsung dicuci,” demikian Ginting. (faf)
Discussion about this post