– Hingga per tanggal 10 Mei 2020, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sintang melakukan rapid test terhadap 1.969 orang. Dari jumlah tersebut 183 dinyatakan reaktif Covid-19.
Bupati Sintang Jarot Winarno mengatakan dalam penanganan penanggulangan Covid-19, pihaknya melakukan langkah berupa Test, Telusur dan Isolasi (TTI). TTI dilaksanakan Tim Gugus Tugas Covid-19 di Dinas Kesehatan dan RSUD Ade M Djoen.
“Sudah melakukan rapid test sebanyak 1.969 orang yang merupakan hasil dari penyelidikan epidemiologi. Dimana rapid test tersebut dalam rangka menelusuri kasus Covid-19, baik itu yang kontak erat dengan kasus terkonfirmasi positif maupun lini per lini yang pernah kontak dengan orang yang reaktif,” terangnya saat dalam konferensi pers bersama awak media di Pendopo Bupati Sintang, Senin (11/5/20/2020).
Jarot memaparkan penelusuran pertama ada dua klaster kasus konfirmasi positif Covid-19 di Kecamatan Sintang. Pertama, klaster konfirmasi positif 01 seorang wanita 27 tahun dari Teluk Menyurai.
“Baik yang bersangkutan maupun yang kontak erat dengan pasien tersebut seperti keluarga, tetangga dan kawan serta lini lainnya yang masih ditelusuri hingga saat ini,” katanya.
Hasil penelusuran tersebut ditemukan 10 orang reaktif 10 orang. Yaitu dari klaster Teluk Menyurai. Ini belum selesai, karena masih terus ditelusuri.
“Mereka yang reaktif ini kita kategorikan sebagai orang tanpa gejala atau OTG, kita isolasi sekurang-kurangnya 14 har,” ujar Bupati.
Ketua Tim Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kabupaten Sintang melanjutkan, kedua klaster pasien konfirmasi positif 02, pria 30 tahun dari kelurahan Menyumbung Tengah. Yang kontak dengan bersangkutan selanjutnya ditemukan reaktif 22 orang. Kemudian dimasukan dalam ketegori OTG.
“Inipun belum selesai masih terus berjalan kita telusuri,” ujarnya.
Baca juga: Pimpin Rakor Covid-19 di Binjai Hulu, Askiman Sebut Suasana Sintang Mencekam, Ada Apa?
Kemudian, beber Jarot, klaster Temboro dari Pondok Pesantren, Magetan, Jawa Timur. Diperkirakan sekitar 100 orang sudah kembali ke Kabupaten Sintang. Lalu dilakukan penelusuran oleh tim penyelidikan epidemiologi dibantu pihak desa, kecamatan serta TNI-Polri, 42 santri sudah di-rapid test. Kemudian lini keduanya yakni keluarga, kawan, tetangga dan selanjutnya dilakukan penelusuran ditemukan 168 orang. Hasil rapid test, 26 reaktif dan dimasukan dalam OTG.
“Jadi jangan ada yang galau, nyinyir, kok OTG makin banyak, itulah hasil penyelidikan epidemiologi tadi,” lugas Jarot.
Selanjutnya klaster kegiatan keagamaan di Goa, Sulawesi selatan. Terhadap klaster ini juga sudah ditelusuri dan ditemukan satu dari Kecamatan Sungai Tebelian sudah di rapid test hasilnya negatif atau non reaktif. Kemudian tetap isolasi mandiri di rumah, setelah itu rapid test kedua juga hasilnya non reaktif.
Ada pula penelusuran terhadap kluster Kuala Lumpur. Ditemukan satu orang dan hasil rapid test reaktif. Yang bersangkutan masuk kategori OTG dan diisolasi mandiri di Mess Diklat BKPSDM komplek Gedung Serbaguna Sintang.
“Lalu ada klaster kegiatan keagamaan di Bogor, pertama-tama kita lakukan penyelidikan epediomologi hasilnya non reaktif semua. Jadi masyarakat jangan berpikir kita hanya menelusuri satu agama tertentu saja, tapi semuanya kita telusuri,” lugas Jarot.
Kemudian, kata Jarot, klaster orang yang berisiko tinggi seperti para tenaga medis. Baik di Dinas Kesehatan, Rumah Sakit, laboratorium Kesehatan dan puskesmas serta para pembantu tenaga medis maupun Tim Gugus Tugas Covid-19 yang di lapangan. Untuk di Dinas Kesehatan ada 749 orang di lakukan rapid test dan hasilnya 78 reaktif. Kemudian 141 dari Tim Gugus Tugas Covid-19 ditemukan 29 reaktif.
“Dari masyarakat umum juga ada 360, termasuk segala volunteer yang inisiatif melaporkan diri bahwa pernah kontak dengan orang yang reaktif, tokoh-tokoh masyarakat juga datang minta tolong di tes juga, setelah rapid test ditemukan 16 reaktif,” terang Jarot.
Baca juga: Di Tengah Corona, Bupati Sampaikan Pidato Harjad Sintang Secara Virtual
Jadi, total yang sudah dilakukan penelusuran sebanyak 1.969 sudah dilakukan rapid test. Hasilnya 183 reaktif per tanggal 10 mei 2020.
“Sebagian kecil kalau mereka mampu disiplin, kita isolasikan di rumah masing-masing dengan pengawasan ketat Tim Gugus Tugas setempat, sebagian besar kita siapkan di mess Diklat BKPSDM komplek gedung Serbaguna Sintang,” jelasnya.
Kapasitasnya 34 kamar. Sudah terisi 22 kamar. Ada pula satu penginapan yang diblok. Jumlah kamarnya 43. Penginapan itu untuk tenaga-tenaga medis, Gugus Tugas. Kemudian ada yang OTG lansia yang reaktif.
“Mengingat usianya, di isolasi mandiri di rumah sakit rujukan,”ungkap Jarot.
Jarot menegaskan, rapid test bukan alat diagnosa Covid-19. Tapi merupakan alat skrining awal untuk mencari tahu orang yang pernah kontak dengan pasien Covid-19. Dimana yang diperiksa adalah antibodi orang tersebut.
Jarot mengibaratkan, antibodi adalah polisi. Sementara Covid-19 adalah penjahat. Kalau periksa rapid test reaktif, artinya sudah ada polisi yang jaga badan dia dari Covid-19.
“Cuma pertanyaan karena antibodi ada dua, yakni immunoglobulin M (IgM) pada fase-fase awal kira-kira 10 hari orang terkena infeksi itu IgM nya muncul, atau Immunoglobulin G (IgG) pada saat penjahatnya hilang jadi sederhananya adalah polisinya ada,” paparnya.
Tujuannya ingin mengetahuii penjahat itu masih ada tidak. Maka seluruhnya dilakukan swab tenggorokan. Pasien yang reaktif, kadang-kadang lima hari bisa non reaktif. Karena berbagai rekomendasi jenis atau merek terhadap alat rapid test.
“Tapi itulah yang kita miliki. Apa salahnya di isolasi mandiri selama 14 hari. Contohnya salah satu tenaga medis di Dinas Kesehatan seorang dokter OTG 15 yang hasil rapid test reaktif. Kemudian diswab, keluar hasilnya negatif, sekarang sudah bekerja lagi,” jelas Jarot.
Bupati juga mengabarkan bahwa Pasien Dalam Pengawasan (PDP) 04 dari Kelurahan Menyumbung Tengah, Kecamatan Sintang, Kabupaten Sintang seorang laki-laki 62 tahun, masuk rumah sakit pada 17 april 2020. Lalu meninggal dunia tanggal, 19 april 2020. Hasil swab tenggorokannya sudah keluar. Dua kali diswab, satu kirim ke Pontianak dan satu ke Jakarta. Hasilnya negatif Covid-19.
“Sudah dikebumikan sesuai protokol Covid-19 pada tanggal 19 April tersebut. Yang positif anaknya laki-laki usia 30 tahun konfirmasi positif 02 yang sudah dijelaskan diawal. Kemudian PDP dari Sekadau, bayi tiga tahun, keluar hasil swabnya negatif, sudah kita pulangkan sembuh sehat,” tuturnya.
Dijelaskan dia, saat ini 68 orang OTG menjalani isolasi mandiri ketat di fasilitas yang sudah disiapkan. Sedangkan sebanyak 115 OTG isolasi mandiri di rumahnya masing-masing. Baik itu Tim Gugus Tugas, pemuka agama dan tokoh masyarakat. Mereka tetap di bawah pengawasan Tim Gugus Tugas masing-masing, baik kecamatan maupun desa.
“Dari 183 itu sudah 118 kita swab dan sudah kita kirim, hasilnya wallahu a’lam, belum keluar. Kita doakan semoga semuanya negatif. Karena yang baru keluar satu tadi negatif seorang tenaga medis di Dinas Kesehatan,” tuntas Jarot.
Turut hadir dalam konferensi pers, Dandim 1205/Sintang Letkol Inf. Eko Bintara Saktiawan selaku Wakil Ketua II Covid-19 Kabupaten Sintang, Kapolres Sintang AKBP John H. Ginting selaku Wakil Ketua III Covid-19 Kabupaten Sintang, serta anggota Tim Gugus Tugas Covid-19 Kabupaten Sintang. (m@nk)
Discussion about this post