– Mantan Bupati Melawi periode 2010 – 2015, H Firman Muntaco meninggal dunia di usia 62 tahun di RSUD Soedarso Pontianak, Rabu (13/5/2020) sore. Tak hanya keluarga, wafatnya Ketua Majelis Pimpinan Wilayah (MPW) Pemuda Pancasila (PP) Kalimantan Barat (Kalbar) itu membawa duka mendalam bagi rekan-rekannya.
Salah satu ucapan duka disampaikan Bupati Sanggau, Paolus Hadi. Atas nama Bupati Sanggau dan pribadi ia mengucapkan turut berduka atas meninggalnya Firman Muntaco.
“Saya secara pribadi pernah bersama beliau mengurus Pemuda Pancasila, karena saya sebagai Ketua PP Kabupaten Sanggau,” ucap Paolus Hadi, Rabu (13/5/2020) malam.
Pria yang disapa PH ini menuturkan, Firman Muntaco merupakan sosok yang enerjik dan semangat dalam berorganisasi. “Totalitas dan setia kawan,” katanya.
Baca juga: PT Antam Serahkan Bantuan 500 Sembako dan 1000 Masker ke Pemkab Sanggau
Selain itu, kata PH, ia pernah bersama almarhum dalam kedinasan di pemerintahan.
“Pernah bersama-sama ketika beliau menjabat Bupati Melawi dari sejak saya Wakil Bupati dan menjadi Bupati,” jelasnya.
Di mata PH, almarhum yang juga sebagai Ketua Umum Persatuan Forum Komunikasi Pemuda Melayu (PFKPM) Kalbar itu dikenal seorang tokoh yang ramah, suka ngobrol dan bertegur sapa.
“Selamat jalan bang, semoga semua dilancarkan,” doa Bupati.
Senada, Ketua PFKPM Kabupaten Sanggau, Nur Kurniawan juga menyampaikan turut berbela sungkawa atas meninggalnya Firman Muntaco.
“Innalillahi Wa Innalillahi Rojiun, Keluarga Besar PFKPM Sanggau mengucapkan turut berbelasungkawa atas meninggalnya H. Firman Muntaco,” ujarnya.
Baca juga: Safari Ramadan Berdonor Berakhir, PMI Sanggau Bagikan Doorprize
Disampaikan pria disapa Wawan ini, almarhum lebih dari sebagai seorang Ketua Umum PFKPM Kalbar, karena sekaligus sebagai sosok seorang ayah. Oleh karenanya, PFKPM merasa kehilangan sekali atas wafatnya Firman Muntaco.
“Mudah-mudahan Allah mengampuni semua kesalahan almarhum, serta menerima semua amal dan ibadah beliau semasa masih hidup,” doanya.
Kenang Wawan, almarhum kalau lewat Sanggau untuk kepentingan organisasi kerap kali menyambanginya.
“Kadang kami ngobrol sambil makan, sembari almarhum beristirahat sebelum melanjutkan perjalanan ke daerah hulu,” kenangnya.
Menurut Wawan, almarhum sosok yang berani dalam menantang arus besar sejauh itu benar dan demi kepentingan marwah. Wawan juga mengungkapkan, beberapa hari lalu ia masih sempat telepon dan bicara panjang lebar dengan almarhum.
“Beliau memang sosok yang saya anggap sebagai mentor saya dalam beberapa hal, dan beberapa kali saran bijak beliau menjadi pegangan saya. Selamat jalan ayahnda, doa kami semua menyertaimu,” tutur Wawan. (faf)
Discussion about this post