
– Lapas Kelas II Pontianak memberikan bantuan Alat Pelindung Diri (APD) ke Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kubu Raya, Jumat (12/6/2020). Bantuan diterima langsung Bupati Kubu Raya Muda Mahendrawan di kediaman, Jalan Tanjung Sari, Kota Pontianak.
Bantuan tersebut berupa 150 baju hazmat dan 150 face shield. Secara simbolis bantuan 300 APD itu diserahkan Kepala Divisi Pemasyarakatan Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Kalimantan Barat (Kanwil Kemenkumham Kalbar), Suprobowati.
“Saya sangat mengapresiasi bantuan yang diberikan. Apalagi bantuan ini, hasil produksi warga binaan. Ini sangat membantu sekali, apalagi di Kubu Raya masih kekurangan baju hazmat,” kata saat berdialog dengan Subrowati.
Muda mengatakan memang banyak donasi dari berbagai lembaga dan juga adanya kepedulian bersama. Baik swasta, pemerintah pusat, provinsi dan kabupaten.
“Kalau hanya pemerintah yang bergerak seperti ini, memang sangat berat, namun kalau seluruhnya yang bergerak dan berinisiatif, tentu adanya keringan,” ungkap Muda.
Dia menambahkan, APD bukan hanya untuk tenaga medis saja, tetapi juga masyarakat, seperti APD masker. Pandemi ini tidak hanya dihadapi dengan kerja-kerja pemerintah sendiri, tapi harus dilakukan bersama.
“Kita harus paham menghadapi pandemi ini, apalagi menghadapi tatanan kebiasaan baru. Kebiasaan baru ini, seperti menggunakan masker, jaga jarak, cuci tangan dan kebiasan yang mungkin dengan kepekaan yang lebih peduli,” ucapnya.
Dia menambahkan, bantuan APD tersebut sangat bagus kualitasnya, seperti bahannya tebal dan kualitas kainnya sangat baik.
“Atas nama pemerintah, saya ucapkan terima kasih. Kita harus berjibaku menghadapi pandemi ini tanpa adanya kepanikan. Tapi juga tetap menjaga aktivitas sosial ekonomi dan kemasyarakatan dengan tetap menjaga protokol kesehatan. Jangan panik berlebihan,” tutur Bupati.
Sementara Kepala Divisi Pemasyarakatan Kanwil Kemenkunham Kalbar Suprobowati mengatakan, APD tersebut hasil buatan warga Binaan Lapas Pontianak. “Pembuatan APD ini muncul ketika di luar sudah tidak ada lagi, seperti masker, sanitizer dan lain sebagainya,” bebernya.
Bantuan APD ini, lanjut Subrowati, terus diproduksi warga binaan yang ada di Lapas se-Kalbar. “Warga binaan biasanya dicap negatif oleh masyarakat, tapi kita tetap tunjukan karyanya dengan membuat kebutuhan di masyarakat. Apalagi menghadapi pandemi ini,” sebutnya.
Dia menambahkan, paling banyak diproduksi warga binaan, yakni pembuatan masker. Bahkan semua pegawai yang ada di Lapas maupun warga binaan diwajibkan menggunakan masker.
“Kita tetap mengikuti protokol kesehatan,” jelasnya.
Tak hanya itu, lanjut Subrowati, untuk sementara, semua warga binaan Lapas dan Rutan tidak boleh dikunjungi oleh siapapun. Yang boleh masuk hanya petugas.
“Kami mencoba memberikan ini, supaya sehat, hidup tenang di masa pandemi ini. Kami juga memberikan fasilitas komunikasi dengan para keluarga menggunakan video call yang setiap saat kita lakukan,” katanya.
Dia menambahkan, warga binaan tetap diajarkan kemandirian-kemandirian seperti ini. Jadi, meskipun ada pandemi covid, bukan berarti menghentikan kegiatan.
“Kegiatan tetap dilakukan seperti biasanya, membina kepribadian, kemandirian tetap kita dilaksanakan, sehingga mereka di dalam tetap sehat dan semangat,” pungkasnya. (Sym)
Discussion about this post