– Manggala Agni Daerah Operasional (Daops) Kalimantan X/Ketapang menggelar patroli terpadu dalam rangka mengantisipasi dan mencegah terjadinya Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) di desa-desa yang dianggap rawan, Rabu (15/7/2020).
Kepala Daops Manggala Agni Kalimantan X/Ketapang (KaDaops), Rudi Windra Darisman melalui Komandan Regu Fitria Sri Handayani secara simbolis melepas tim pelaksana yang melaksanakan kegiatan pencegahan Karhutla di desa-desa dianggap rawan.
Rudi berpesan, agar pihaknya untuk dapat terus meningkatkan kesiapan dan kesiagaan baik Sumber Daya Manusia (SDM) maupun peralatan dalam menghadapi musim kemarau.
Kemudian, mengoptimalkan posko-posko, baik di desa maupun di pondok kerja serta menjalin kerjasama yang baik dalam penangulangan Karhutla.
Menurutnya, kegiatan patroli terpadu dianggap penting lantaran sebelumnya berhasil menekan resiko terjadinya karhutla, khususnya pada tahun 2015, 2016 dan 2017 yang mana sebaran titik panas atau hotspot dan luas kebakaran terjadi penurunan.
“Ini juga sebagai upaya mengantisipasi agar tidak terjadi lagi seperti di tahun 2019 lalu. Dimana tahun itu terjadi kenaikan jumlah titik hotspot,” katanya.
Ia menambahkan, sesuai arahan yang disampaikan Koordinator Manggala Agni Provinsi Kalbar, Sahat Irawan Manik terkait Patroli terpadu pencegahan karhutla merupakan wujud nawa cita Pemerintah.
Dalam hal, lanjut dia, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan menggandeng TNI, Polri, Pemerintahan Daerah dan Masyarakat serta para pihak terkait. Termasuk pemegang ijin usaha kehutanan/perkebunan pada areal rawan Karhutla.
“Kegiatan patroli terpadu yang kami laksanakan setiap tahun sejak 2016 ini juga mengedepankan kegiatan penguatan kapasitas masyarakat tingkat tapak untuk bersama-sama melakukan pencegahan karhutla. Sekaligus deteksi dini dan penanganan dini agar tidak terjadi bencana karhutla besar di tahun 2020,” jelasnya.
Sementara dalam pelaksanaan patroli terpadu sendiri, ada beberapa keunggulan dibanding dengan kegiatan pencegahan karhutla pada umumnya. Seperti, pertama sinergitas para pihak ditingkat tapak karena patroli terpadu dalam pelaksanaannya dijalankan lintas instansi.
Kedua, referensi kehadiran pemerintah dalam pengendalian karhutla di tingkat tapak. Ketiga, mengenai tindak lanjut kejadian karhutla lebih cepat tertangani karena tim beroperasi ditingkat tapak. Keempat monitoring harian dan berjenjang dari desa hingga pusat.
Kelima, optimalisasi peran masyarakat dalam karhutla karena melibatkan masyarakat desa setempat. Terakhir, proses transfer pengetahuan, proses perubahan sikap dan perilaku kepada masyarakag di tingkat tapak dapat berjalan.
Ia memaparkan, kegiatan patroli terpadu tim tersebar di 6 posko Desa dan 5 Kecamatan di 2 Kabupaten. Di antaranya Posko Desa Sungai Pelang Kecamatan Matan Hilir Selatan, Posko Desa Sungai Awan Kiri Kecamatan Muara Pawan.
Selanjutnya, Posko Desa Mekar Utama Kecamatan Kendawangan, Posko Desa Kendawangan Kanan Kecamatan Kendawangan. Kemudia Posko Desa Sedahan Kecamatan Sukadana dan Posko Desa Nipah Kuning Kecamatan Simpang Hilir Kabupaten Kayong Utara.
“Semoga dengan diadakannya patroli terpadu ini membuahkan hasil, yakni berkurangnya tingkat Karhutla di Provinsi Kalimantan Barat. Terutama di Kabupaten Ketapang dan Kabupaten Kayong Utara,” tutupnya. (lim)
Discussion about this post