– Pertamina Marketing Operarion Region (MOR) VI Wilayah Kalbar dan Dinas Koperasi Usaha Mikro dan Perdagangan (Diskumdag) Kota Pontianak menggelar operasi pasar elpiji subsidi atau gas tabung tiga kilogram bagi masyarakat dan organisasi UKM Mandiri di Pontianak pada Minggu (19/7/2020) di jalan Pak Benceng No.17, Kecamatan Pontianak Kota.
Operasi pasar elpiji subsidi ini dilakukan guna memudahkan masyarakat dan UKM untuk membeli elpiji tabung tiga kilogram dan dengan harga sesuai Harga Eceran Tertinggi (HET) yaitu Rp16.500 untuk wilayah Kota Pontianak.
“Operasi pasar ini guna mengurangi gejolak antrian di pangkalan-pangkalan yang menjual elpiji subsidi, meskipun saat ini tidak terjadi kelangkaan elpiji subsidi,” kata Sales Area Manager Pertamina Kalbar, Weddy Surya Windrawan.
Dia mengimbau, masyarakat tidak perlu khawatir karena stok hingga saat ini cukup dan aman yang didistribusikan melalui sekitar 300 pangkalan.
“Operasi pasar ini juga agar distribusinya tepat sasaran dan kami imbau masyarakat agar membeli elpiji subsidi di pangkalan-pangkalan resmi Pertamina agar terjamin kualitasnya dan harga jualnya sesuai HET,” ujarnya.
Weddy menambahkan, Pertamina akan mengawasi pihak agen dan pangkalan agar selektif dalam melayani masyarakat agar tepat sasaran.
“Untuk yang menyalahi aturan dan prosedur yang ada akan diberikan sanksi tegas sesuai aturan yang berlaku,” ucapnya.
“Kami juga berharap bahwa mereka yang mampu segera sadar dan beralih ke produk LPG nonsubdisi yaitu Bright Gas dengan varian 5,5 dan 12 kg (Si Pinky),” timpal Weddy.
Pertamina dalam hal ini membutuhkan partisipasi masyarakat dalam upaya peningkatan pelayanan dan distribusi elpiji di lapangan. Peran aktif masyarakat dapat disalurkan melalui call center Pertamina 135 dan email ke [email protected].
Pada kesempatan sama, Kepala Diskumdag Kota Pontianak, Haryadi S. Triwibowo menjelaskan operasi pasar tersebut akan terus dilakukan sehingga yang membelinya memang masyarakat dan UKM yang berhak saja. Karena ada indikasi saat ini membeli malah bukan yang berhak.
“Semestinya kalau memang elpiji itu hanya dibeli oleh masyarakat yang berhak saja, kuota sekitar 21 ribuan tabung/hari bisa mencukup kebutuhan masyarakat tidak mampu di Kota Pontianak, tetapi karena banyak dibeli oleh yang tidak berhak, maka terjadi antrean di pangkalan-pangkalan, bahkan ada yang membeli di atas harga HET tersebut,” terangnya. (ndi)
Discussion about this post