– Inovasi pengelolaan keuangan desa secara nontunai di Kabupaten Kubu Raya kembali mendapatkan pujian. Kali ini apresiasi datang dari Bank Indonesia (BI) Kantor Perwakilan Kalimantan Barat.
Manajer Pengawasan Sistem Pembayaran dan Keuangan Inklusif Bank Indonesia Kpw Kalbar, Neng Sri Banonjaya, mengatakan berbagai kendala dalam pengelolaan keuangan desa kini dapat ditekan melalui adanya inovasi transaksi nontunai di desa-desa di Kubu Raya.
“Di mana Bupati Kubu Raya sudah menginovasi sistem pembayaran nontunai secara digitalisasi kepada masyarakat desa dari bantuan alokasi dana desa dan dana desa yang diterima. Yang tadinya mungkin banyak kendala dari penyaluran di desanya, akhirnya dengan inovasi ini kendala-kendala itu dapat ditekan,” tuturnya di Kantor Bupati Kubu Raya, Kamis (30/7/2020).
Kunjungan Tim Bank Indonesia di Kantor Bupati Kubu Raya bertujuan untuk persiapan publikasi transaksi nontunai desa se-Kabupaten Kubu Raya. Kunjungan tersebut juga sebagai bentuk dukungan pengembangan elektronifikasi keuangan pemerintah.
Neng Sri mengatakan inovasi transaksi nontunai di 118 desa di Kubu Raya yang dapat dieksekusi kurang dari dua tahun merupakan sebuah prestasi. Menurutnya, hal itu sejalan dengan salah satu misi Bank Indonesia yang mendorong percepatan dan perluasan digitalisasi daerah.
“Nah, salah satunya di sini adalah bagaimana Pemerintah Kabupaten Kubu Raya ini berpartisipasi dan langsung ke realisasi bagaimana masyarakat terutama di perdesaan mereka sudah mulai yang istilahnya melek digital. Jadi sudah memhami nontunai itu seperti apa dan kemudahan-kemudahannya seperti apa serta dampak positif apa yang dirasakan,” terangnya.
Ia menyatakan Bank Indonesia sangat mendukung semua pihak yang terlibat dalam penerapan sistem transaksi nontunai di desa. Tak cuma mendukung, pihaknya bahkan siap untuk ikut melakukan edukasi. Sistem nontunai, menurutnya, juga merupakan salah satu solusi transaksi khususnya di masa pandemi Covid-19.
“Dalam masa pandemi ini, nontunai dari sisi protokol kesehatan itu salah satunya sudah dijalani karena sudah tidak menyentuh uang secara fisik,” terangnya.
Dia menambahkan, transaksi nontunai juga penting dalam menghindari potensi kejahatan uang palsu. Juga ancaman kejahatan kepada mereka yang membawa uang terlalu banyak.
“Kami mendukung sekali yang dilakukan bupati bersama instansi terkait. Juga para pendukung yang di luar seperti penyedia jaringan-jaringan, kami sangat mendukung untuk memperlancar percepatan digitalisasi di daerah ini,” tutupnya.
Bupati Kubu Raya Muda Mahendrawan mengatakan penerapan transaksi nontunai dalam pengelolaan keuangan desa akan membuat kendali dalam banyak hal. Termasuk mengendalikan inflasi. Dirinya berharap lambat laun masyarakat akan terbiasa dengan cara digital dalam bertransaksi. Sehingga berimplikasi pada semakin lincahnya pergerakan ekonomi termasuk pada usaha mikro kecil menengah sebagai pondasi ekonomi paling dominan.
“Sehingga kita harapkan nanti kerja sama ini didukung dengan pola-pola yang akan lebih memberikan pembiasaan pembayaran nontunai itu juga,” ujarnya.
Muda menilai pembayaran dengan sistem nontunai saat ini telah menjadi tuntutan zaman. Sehingga diperlukan sinergi semua pihak terkait untuk merealisasikan hal itu secara luas, khususnya di Kabupaten Kubu Raya.
“Kita harus kepung bakul untuk mendigitalisasikan kebiasaan masyarakat untuk ikut dalam pola-pola seperti ini. Supaya segala sesuatunya aman, nyaman, memberikan ketenangan, dan akhirnya kecepatan-kecepatan dalam transaksi pun akan terjadi,” tuturnya.
Dirinya menegaskan, aplikasi nontunai membangun kepercayaan masyarakat kepada kegiatan pengelolaan keuangan desa. Sehingga berawal dari kepercayaan muncul prakarsa-prakarsa positif dari masyarakat.
“Kreativitas-kreativitas misalnya dalam usaha industri olahan, konsumsi, kerajinan, dan produk-produk unggulan yang bisa dimaksimalkan. Termasuk potensi wisata desa yang punya dampak luas bisa didorong sehingga akhirnya dapat membuat partisipasi itu akan meningkat,” paparnya. (Sym)
Discussion about this post