
– Selama sepuluh bulan sejak November 2019 hingga Deptember 2020, sebanyak 25 dokter internship mengabdi kepada masyarakat di Kabupaten Sanggau. Pengabdian dalam masa magang tersebut sebenarnya lebih cepat dari jadwal yang semestinya satu tahun.
“Harusnya mereka 12 bulan, tapi karena situasi Covid-19, jadi mereka 10 bulan di Sanggau. Mereka ditempatkan di dua lokasi, RSUD MTh Djaman dan RS Parindu. Berselang beberapa bulan mereka juga ditempatkan di RS Entikong dan Puskesmas Kapuas,” terang Bupati Sanggau Paolus Hadi usai melepas 25 dokter internship yang telah menyelesaikan masa magangnya di Bumi Daranante, Kamis (03/09/2020) di Kantor Bupati Sanggau.
Menurut Bupati, sekarang 25 dokter itu teruji betul jiwa korsanya. Begitu pula dengan janji dokternya. Ia melihat kebutuhan akan dokter itu penting.
“Saya berpesan kepada mereka jiwai tugasnya. Dengan adanya pandemi ini saya berharap mereka menjadi orang yang semakin dibutuhkan masyarakat,” katanya.
Paolus mengatakan para dokter yang akan kemungkinan mau kembali tergantung hak masing-masing mereka. Pastinya Pemkab Sanggau membuka peluang untuk dokter datang ke kabupaten tersebut.
“Tapi saya juga sudah bilang, kalau ada yang mau balik ke Sanggau silakan. Biasanya kalau sudah minum air Kapuas, akan balik lagi. Intinya kita butuh,” ujar Bupati.
Sementara itu, Plt Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Sanggau, Ginting, mengucapkan selamat kepada seluruh dokter intership yang telah menyelesaikan tugasnya itu. 25 dokter tersebut itu berasal dari empat universitas di Indonesia. Yaitu Universitas Tanjungpura (Untan) Pontianak, Universitas Kristen Krida Wacana (Ukrida) Jakarta, Universitas Muhamadiyah Surakarta, dan Universitas Taruma Negara.
“Kita mengucapkan selamat seluruh peserta dokter intership untuk periode 2019-2020, angkatan keempat sebanyak 25 orang. Mereka sudah melaksanakan program sejak November 2019. Seharusnya selesai November 2020. Tapi karena situasi Covid akhirnya dipercepat,” tuturnya.
Ginting mengatakan program dokter intership dilaksanakan setiap tahun. Ia memprediksi jumlahnya akan terus bertambah setiap tahun jika situasi normal.
“Kita berterima kasih kepada Kementerian Kesehatan dalam hal ini IDI yang menetapkan kita sebagai wahana penempatan mereka,” ucapnya.
Melaui Dinas Kesehatan, Pemkab Sanggau juga memberikan insentif kepada para dokter tersebut. Penempatan di rumah sakit sebesar Rp2 juta dan Puskesmas Rp1,5 juta.
“Kita menyiapkan tempat tinggal yang sederhana bagi yang di Puskesmas. Begitu juga kita memberikan insentif sesuai kemampuan daerah,” jelasnya.
Ginting mengatakan Kabupaten Sanggau masih kekurangan dokter umum. Karena saat ini hanya ada 28 orang. Sementara kebutuhannya 38 orang.
“Itu minimal dan itu untuk pelayanan dasar,” ucapnya.
Pemkab Sanggau berupaya untuk mengantisipasi kekurangan tersebut melalui perekrutan dokter tenaga kontrak, program dokter nusantara sehat, serta pengajuan formasi dari ASN.
“Ini sudah juga kita usulkan melalui Kementerian Kesehatan melalui BKPSDM,” ujarnya.
Dikatakannya untuk pelayanan rujukan di RS Temenggung Gergaji yang sampai saat ini belum ada dokter spesialis mudah-mudahan dalam waktu tidak begitu lama bisa terealisasi. Karena pemerintah juga menyiapkan biaya kendaraan, rumah dinas dan insentif. Dia berharap, mudah-mudahan diberi formasi itu.
“Sebagai pelayanan rujukan, seharusnya minimal ada empat spesialis dasar yang harus ada, yaitu spesialis penyakit dalam, kandungan, anak, dan bedah. Harapan kita dokter yang sudah menjalani intership ini, sudah mengenal Kabupaten Sanggau, mereka juga bersedia bekerja sebagai dokter di Kabupaten Sanggau ini,” tutup Ginting. (faf)
Discussion about this post