– Kondisi pandemi Covid-19 memiliki efek berantai, mulai dari pemerintahan, sosial, ekonomi hingga pendidikan. Sektor pendidikan memaksa pola pembelajaran yang sebelumnya dilakukan dengan tatap muka, kini harus dilaksanakan melalui pembelajaran jarak jauh (PJJ).
Untuk mempersiapkan tenaga pendidik yang mampu menguasai IT, para kepala Sekolah dan Guru SMP Negeri se Kecamatan Kuala Mandor B, Kabupaten Kubu Raya mengikuti In House Training (IHT) Pengembangan Model-model Pembelajaran dan Penilaian PJJ Berbasis IT, Selasa (15/09/2020). Kegiatan ini digelar bagi Guru SMP Negeri se Kecamatan Kuala Mandor B.
Secara geografis, Kecamatan Kuala Mandor B terletak tak jauh dari pusat kota di Provinsi Kalbar,. Namun secara infrastruktur salah satu kecamatan di Kabupaten Kubu Raya ini memiliki kondisi yang cukup memprihatinkan. Begitu pula dengan kondisi infrastruktur infrastruktur telekomunikasi, dari lima desa yang ada, kecamatan Kuala Mandor B dikategorikan pada medium spot dan blank spot.
“Ada tempat yang terjangkau signal telekomunikasi dari beberapa provider dan ada pula yang tidak terjangkau. Kondisi ini yang menjadi tantangan bagi kami untuk menerapkan pembelajaran daring (dalam jaringan, red) atau online. Dari kegelisahan inilah, kami para kepala sekolah dan guru SMP Negeri se Kecamatan Kuala Mandor B secara swadaya menggelar in house training secara bersama dengan mendatangkan pemateri yang berpengalaman,” ungkap H Sumarno, selaku Ketua Panitia In House Training. Ia menegaskan dalam pelaksanaannya tetap mengacu pada protocol Covid-19 dengan memilih salahsatu hotel yang ada di Kota Pontianak sebagai lokasi pelaksanaan in house training.
Menurut Kepala SMP Negeri 1 Kuala Mandor B ini, dengan kondisi pandemi sekarang, tentu proses pembelajaran harus terus berjalan dan dilakukan secara efektif. Saat ini memang sebagian besar SMP Negeri di Kuala Mandor B melakukan proses pembelajaran jarak jauh dengan kombinasi antara daring dan luring. Dengan memanfaatkan group WhatsApp dan pemanfaatan Lembar Kerja Siswa serta lainnya. Namun, untuk menghadapi tantangan zaman untuk bisa menguasai IT, tentulah peningkatan kompetensi guru ini harus dilakukan.
“Ini sangat kami butuhkan, sebab sebagian besar guru di Kecamatan Kuala Mandor B masih membutuhkan penguasaan IT agar proses pembelajaran bisa kaya dengan metode-metode yang efektif,” katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Kubu Raya, Muhammad Ayub, didampingi Kabid Pembinaan SMP, Sy Firdaus Al-Qadrie memberikan dukungan penuh berbagai bentuk kegiatan yang berorientasi pada peningkatan kapasitas tenaga pendidik.
Ayub yang turut hadir dan membuka IHT tersebut menegaskan niat dan mental guru yang tidak betah dengan kondisi yang ada saat ini. Menurutnya, rasa itu membuat naluri untuk berkembang muncul demi mencari jalan keluar apa dan bagaimana proses pembelajaran bisa dilaksanakan.
“Melalui IHT ini dan kondisi di lapangan silahkan dikemas bagaimana proses pembelajaran yang akan di gagas, daringnya bagaimana, dan luringnya bagaimana,” tegas Ayub kepada seluruh peserta.
Selaku Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Ayub mengajak agar seluruh peserta IHT mampu mengembalikan ruh/jiwa guru ke dalam diri kita masing-masing.
“Kalau saya sudah bicara tentang ruh guru, bukan hanya mengajar atau mentransfer ilmu, tetapi ketika kita bangkitkan ruh guru, di sana ada mendidik membimbing dan menjadi tauladan serta pengabdian didalamnya,” katanya.
Sering kita dengar di masyarakat guru saat ini tidak seperti dulu dan kondisi saat ini yang cukup banyak melibatkan oknum-oknum guru baik sebagai korban dan pelaku. Ia menegaskan hal seperti ini harus dijadikan suplemen jati diri kita sebagai seorang pembimbing dan pendidik.
“Mentransfer ilmu itu sebenarnya tidak sulit, yang sulit itu menanamkan sifat-sifat, pola pikir, menggali daya pikir. Kalau hanya mentransfer ilmu melalui waktu yang disediakan pada jam pelajaran tentu bisa dikuasai, tapi bagaimana apa yang disampaikan agar bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari dan bekal hidup mereka. Itu yang berat. Maka dari itu, kita tingkatkan kapasitas kita,” katanya.
Sebagai Pembina tenaga pendidikan di lingkungan Pemda Kubu Raya, Ayub menegaskan agar guru mampu keluar dari zona nyaman dan jangan bertahan dengan pola pikir, sistem dan kebiasaan lama.
“Ketika kita mau keluar dari zona nyaman, tentu tidak sedikit tantangan yang dihadapi. Jangan menyerah ketika berbagai kendala yang ada,” kata Ayub. “Niatkan ibadah, bekerja tidak hanya sekedar bekerja. Tapi ketika kita ingin melakukan lebih, itu namanya pelayanan,” tutupnya. (sym)
Discussion about this post