– Mewakili warga, Antonius Dewa (46), Tokoh Masyarakat Dusun Sajingan, Desa Kaliau’, Kecamatan Sajingan Besar, Kabupaten Sambas, merasa bangga kini dapat menikmati listrik dari PLN.
“Kami mengucapkan terima kasih kepada PLN yang telah mengalirkan listrik ke daerah perbatasan Aruk ini. Saya optimis, pertumbuhan ekonomi masyarakat akan semakin meningkat, anak-anak juga akan semakin mudah belajar di rumah, jaringan internet dapat masuk dengan lancar,” ujar Antonius, melalui keterangan diterima Jurnalis.co.id, Sabtu (12/12/2020).
Antonius menyebutkan bahwa layanan yang diberikan oleh petugas PLN juga cukup baik, terutama jika terjadi gangguan listrik.
“Saya melihat kualitas layanan listrik PLN juga tak kalah dengan negara tetangga. Respon petugas cepat jika terjadi gangguan listrik, sehingga kami tidak merasa terganggu,” sebut Antonius.
Hal serupa juga diungkapkan oleh Dadang (43), pemilik usaha sembako di Jalan Raya Sajingan. Menurutnya, kualitas layanan kelistrikan yang baik tentunya menjadi modal utama tumbuh dan berkembangnya usaha di daerah perbatasan.
“Dengan adanya listrik PLN, usaha kita pastinya akan semakin berkembang. Saya bisa menambah mesin freezer untuk penyimpanan bahan makanan agar bisa lebih segar untuk dijual,” kata Dadang.
Diakuinya, sejak listrik PLN sepenuhnya mengalir di perbatasan Aruk ini, usahanya terus meningkat.
“Alhamdulillah, omzet saya terus meningkat hingga 50%. Semoga PLN dapat terus meningkatkan mutu layanannya,” pungkas Dadang tersenyum bangga.
Sementara itu, General Manager PLN Kalbar, Ari Dartomo, mengatakan kemandirian energi yang dilakukan PLN di daerah-daerah perbatasan tidak terlepas dari partisipasi seluruh elemen masyarakat.
Untuk mewujudkan kemandirian energi listrik di perbatasan Aruk, PLN Kalbar telah melakukan pengukuran tegangan pada 109 unit trafo distribusi, penyesuaian tegangan tap trafo pada siang hari untuk mendapatkan tegangan rendah di PHBTR hingga titik normal sebesar 400 volt, melaksanakan uprating penampang bottle neck dari 35 mm menjadi 70 mm sepanjang 600 meter, serta melakukan penebangan dan pemangkasan pohon yang berpotensi menyebabkan gangguan pada jaringan listrik sepanjang 146,77 kms dari Sambas, Sajingan dan Aruk.
Selain Aruk-Sajingan, di Kalimantan Barat terdapat dua lokasi daerah perbatasan lainnya yang sebelumnya melakukan pembelian tenaga listrik dari Sistem Sarawak melalui tegangan 20 kV, yaitu Sistem Balai Karangan (PLBN Entikong) sebesar 1.200 kW, Sistem Badau (PLBN Badau) dengan daya 400 kW. Namun sejak bulan Oktober 2020 lalu, pembelian tenaga listrik dari Sistem Sarawak di Sistem Aruk-Sajingan dan Sistem Badau dapat dihentikan. Sementara pembelian tenaga listrik di Sistem Balai Karangan akan dapat dihentikan di akhir Desember 2020.
“Pembangunan infrastruktur kelistrikan senantiasa kami lakukan untuk meningkatkan efisiensi dan pemenuhan kebutuhan energi listrik di Kalimantan Barat khususnya didaerah-daerah perbatasan, sekaligus meningkatkan mutu layanan guna memastikan mayarakat dapat menikmati listrik dengan aman dan nyaman,” ujar Ari
Diakuinya, saat ini sedang dilakukan pengembangan jaringan transmisi Sistem Khatulistiwa yang merupakan sistem interkoneksi 150 kV Kalimantan Barat kearah timur dan selatan Kalimantan Barat yang rencananya akan mencapai Putussibau dan juga Kendawangan, termasuk diantaranya daerah perbatasan Badau dan Entikong yang sudah direncanakan akan terinterkoneksi ke dalam Sistem Khatulistiwa melalui GI Badau dan GI Sekayam. (m@nk)
Discussion about this post