– Kantor Taman Nasional Gunung Palung (TNGP) Kabupaten Ketapang tengah berduka. Mereka kehilangan sosok Rizki Wahyudi yang menjadi korban jatuhnya Pesawat Sriwijaya Air SJ-182 rute Jakarta – Pontianak, Sabtu (09/01/2021) kemarin.
Rasa kehilangan terhadap sosok Rizki Wahyudi di TNGP tampak dari rekan kerjanya, Sindarti Liani. Bagi Sindarti, Rizki tidak hanya sebatas rekan kerja, tapi melainkan seorang abang yang menjadi panutannya.
Senin (11/01/2021) siang, Sindiarti memulai aktivitas masuk kantor seperti biasa. Tampak suasana kantor TNGP di Jalan Gajah Mada, Desa Kalinilam, Kecamatan Pawan berbeda dari sebelumnya. Beberapa karangan bunga tersusun rapi di sudut-sudut kantor.
Sindiarti tampak kuat. Dia terlihat melempar senyum saat beberapa awak media bertandang ke kantor TNGP untuk keperluan menanyakan sosok Rizki.
Namun, wajahnya yang semula tampak tersenyum, perlahan murung. Tangisnya pun pecah ketika menceritakan sosok Rizki. Ia tak kuasa menahan sedih, air matanya perlahan tumpah melewati pipi.
“Saya benar-benar terkejut mendengar berita itu. Bang Rizki adalah sosok yang humble, keabangan. Tentu saya merasa sangat kehilangan,” ucapnya, Senin (11/01/2021).
Sesekali, wanita ini tampak menahan nafas lantaran menyeka air mata yang perlahan mulai berhenti. Kemudian kembali mengingat memori tentang Rizki yang dikenal sebagai sosok supel dan pintar.
“Baru satu tahun kenal sama bang Rizki, beliau merupakan sosok panutan dan saya kagum. Tentu saya dan yang lain berharap ada keajaiban,” ujarnya.
Kesedihan tidak hanya dialami Sindiarti. Probo Susanto, teman seangkatan dalam bekerja Rizki juga merasa kehilangan. Bagaimana tidak, Rizki merupakan temann sama-sama bekerja di Ketapang, bahkan mengambil rumah berdekatan di komplek Palm Vista, Kalinilam.
“Dia satu angkatan sama saya. Dulu kita datang ke Ketapang sama-sama, tinggal pun berdekatan. Karena kami ambil rumahnya sama-sama,” cerita dia.
Iapun mengaku, awalnya tidak percaya kalau Rizki menjadi penumpang pesawat jatuh tersebut. Pasalnya sehari sebelum kejadian dirinya berkomunikasi menanyakan kapan pulang ke Ketapang.
“Jumat saya tanya, katanya kemungkinan minggu karena masih menunggu hasil swab. Makanya ketika ada kabar pesawat dari Jakarta – Pontianak jatuh saya tak percaya ada dia, sebab itu Sabtu. Saya hubungi adik Rizki, ternyata benar dia menumpangi pesawat itu,” ungkapnya.
Menurutnya, Rizki sendiri hendak ke Ketapang bersama dengan Istri, anak, ibu dan ponakannya yang hendak bersekolah di Ketapang.
Sementara Kepala Seksi TNGP Sukadana, Bambang Hari Trimaesito juga mengaku sangat kehilangan sosok Rizki. Dia menilai, Rizki merupakan sosok staf yang pintar dan memiliki loyalitas serta dedikasi tinggi atas pekerjaan.
“Beliau (Rizki) pulang cuti hendak membawa keluarganya ke Ketapang karena ingin tinggal sama-sama di Ketapang,” katanya.
Bambang menambahkan, pertama kali Rizki bekerja di Ketapang, dirinya ditugaskan membimbing Rizki saat menjadi calon pegawai hingga ditugaskan menjadi Fungsional Pengendali Ekosistem Hutan.
“Istrinya habis melahirkan, selepas cuti ia membawa keluarganya yang juga ikut di dalam pesawat untuk tinggal di Ketapang,” pungkasnya. (lim)
Discussion about this post