
– Pemerintah Kabupaten Sanggau mulai melakukan vaksinasi Covid-19. Vaksinasi ditandai dengan pencanangan yang dilakukan Bupati Sanggau Paolus Hadi, Senin (01/02/2021).
Pencanangan tersebut dilakukan kepada pejabat esensial. Mereka menjadi orang yang pertama divaksin Sinovac di Ruang Musyawarah Lantai I Kantor Bupati Sanggau. Selain Bupati, para pejabat esensial yang akan divaksin Wakil Bupati Sanggau Yohanes Ontot, Ketua DPRD Sanggau Jumadi, Kapolres Sanggau AKBP Raymond M Masengi, Dandim 1204/Sanggau Letkol Inf Affiansyah, Kajari Sanggau Tengku Firdaus, Ketua PN Sanggau Cipto Hosari Parsaoran Nababan, Sekda Sanggau Kukuh Triyatmaka dan Direktur Utama RSUD MTh Djaman Edi Suprabowo.
Ada pula Raja Sanggau Pangeran Ratu Surya Negara Gusti Arman, Ketua Umum Pemuda Dayak Kabupaten Sanggau (PDKS) Yuvenalis Krismono, Sekjen DAD Kabupaten Sanggau Urbanus, Ketua MABM Kabupaten Sanggau Budi Darmawan, Ketua PFKPM Kabupaten Sanggau Nur Kurniawan, Ketua MABT Kabupaten Sanggau Aldi Hermawan, Ketua Muhammadiyah Kabupaten Sanggau Ade Juandi, Pastor Albert Yance, Pdt Petrus Musa, Ketua PKK Kabupaten Sanggau Arita Apolina dan Ketua DWP Kabupaten Sanggau Christina Sri Kusumastuti.
“Vaksin saya nyatakan dimulai dengan vaksin Sinovac, dimulai dengan 10 pejabat esensial,” ucap Bupati.
Hanya saja, kata Bupati Sanggau dua periode yang karib disapa PH ini, untuk pejabat esensial itu tidak serta merta bisa langsung divaksin. Karena harus dilakukan skrining terlebih dahulu. Ada 16 kriteria yang harus dipenuhi sebelum divaksin.
“Ketika diskrining ditemukan ada satu saja kriteria yang tidak terpenuhi, maka tidak bisa divaksin atau ditunda,” jelasnya.
Dalam pencanangan ini, diundang juga sejumlah tokoh dan masuk dalam daftar calon penerima vaksin.
“Yang diundang ini diskrining semuanya. Kalau ada yang tidak bisa, naik ke daftar berikutnya dari total 23 orang yang kita undang. Ada cadangan kalau ada yang tidak bisa divaksin,” ujar Bupati.
Begitu juga dengan tenaga kesehatan calon penerima vaksin yang berjumlah 1.991 orang. Akan diberlakukan sama sebelum disuntik vaksin. Dia juga mengintruksikan kepada Plt Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Sanggau Ginting untuk menyegerakan pelaksanaan vaksinasi di kecamatan.
Dikesempatan yang sama, Plt Kepala Dinkes Sanggau Ginting menyampaikan, dari 23 pejabat esensial dan para tokoh yang diundang menjadi calon penerima vaksin, hadir 21 orang.
“Dari total 21 orang yang diskrining, yang dinyatakan layak divaksin atau bisa divaksin sebanyak 12 orang,” ungkapnya.
Pejabat esensial dan para tokoh yang telah divaksin yakni Kapolres Sanggau AKBP Raymond M Masengi, Dandim 1204/Sanggau Letkol Inf Affiansyah, Ketua PN Sanggau Cipto Hosari Parsaoran Nababan, Sekda Sanggau Kukuh Triyatmaka beserta istri, Dirut RSUD MTh Djaman Edi Suprabowo, Plt Kepala Dinkes Sanggau Ginting, Pangeran Ratu Surya Negara Gusti Arman, Ketua MABM Sanggau Budi Darmawan, Ketua Umum PDKS Yuvenalis Krismono, Ketua PFKPM Sanggau Nur Kurniawan dan Pdt Petrus Musa.
Sementara yang tidak bisa divaksin di antaranya Bupati Sanggau Paolus Hadi, Wakil Bupati Sanggau Yohanes Ontot, Ketua TP PKK Sanggau Arita Apolina PH, Ketua DPRD Sanggau Jumadi, Kajari Sanggau Tengku Firdaus, Sekretaris DAD Sanggau Urbanus, Ketua MABT Sanggau Aldi Hermawan, Ketua PD Muhammadiyah Sanggau Ade Juandi dan pastor Albert Yance.
“Sejatinya, Bupati Sanggau Paulus Hadi yang seharusnya orang pertama yang dilakukan vaksin, namun dikarenakan tidak memenuhi syarat membuat Bupati tak dapat divaksin dan begitu juga dengan pak Wakil Bupati dikarenakan umur yang telah lewat dari batas. 21 orang ini mewakili pemerintah daerah, Forkopimda, tokoh agama, tokoh masyarakat serta ketua organisasi,” terang Ginting.
Menurut dia, setelah observasi selama 30 menit, 12 orang divaksin tidak menemukan efek samping yang mengkhawatirkan.
“Jadi aman, tidak menimbulkan kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI). Mudah-mudahan dalam jam-jam berikutnya tidak muncul KIPI. Semoga sehat semua,” harap Ginting.
Sama halnya dengan imunisasi atau vaksinasi lain, ia menyebut efek sampingnya ada dua, yaitu bersifat lokal dan sistemik. Lokal itu pada tempat disuntik dan sistemik seluruh tubuh.
“Kalau lokal itu biasanya ada bengkak, kemerahan begitu. Kalau sistemik, bisa pegal-pegal badan, sedikit pusing, lemah. Bahkan bisa anafilaksis syok atau tidak sadarkan diri. Itu yang kita jaga, makanya wajib diobservasi selama 30 menit setelah divaksin,” imbuh Ginting.
Ia menambahkan, bagi 12 orang ini vaksin kedua akan diberikan 14 hari ke depan.
“Terhitung mulai hari ini, 14 hari ke depan akan divaksin kembali. Hari ini tanggal 1 Februari, berarti divaksin kedua pada tanggal 15 Februari mendatang,” tutup Ginting. (faf)
Discussion about this post