
– Sebagai upaya meningkatkan ketahanan pangan daerah serta mendukung program ketahanan pangan nasional, Pemerintah Kabupaten Ketapang menggelar konsultasi publik penyusunan program strategis daerah pembangunan Food Estate, Selasa (23/02/2021) kemarin.
Plh Bupati Ketapang, Suherman SH MH menyampaikan bahwa program strategis pembangunan Food Estate di Ketapang sesuai dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun Anggaran 2020-2024.
Menurut dia, ketahanan pangan telah menjadi isu global pasca pandemi Covid-19. Sesuai dengan peringatan dari organisasi pangan dan pertanian dunia Food and Agriculture Organization (FAO) yang mengingatkan akan potensi krisis pangan dunia di masa pandemi Covid 19.
Adapun program pembangunan Food Estate, selain wujud dari strategi memperkuat ketahanan pangan juga memiliki tujuan antara lain, meningkatkan ketersediaan pangan, meningkatkan kesejahteraan petani, menciptakan lapangan kerja, menurunkan tingkat kemiskinan dan meningkatkan pendapatan daerah.

“Berdasarkan data Produk Domestik Bruto pada 3 tahun terakhir, sektor pertanian, kehutanan dan perikanan adalah penyumbang terbesar dalam PDRB Ketapang selain pertambangan dan industri pengolahan,” kata Suherman.
Mengenai letak pembangunan, Food Estate direncanakan di wilayah Kecamatan Matan Hilir Selatan dengan luas lahan sekitar 32.600,48 hektar area. Konsepnya kawasan agroforestri dan industri.

Selain itu, Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) juga menjadi persyaratan teknis dalam legalisasi penyediaan kawasan titik.
Dia berharap, dari konsultasi publik ini didapat masukan positif, konstruktif dan kata sepakat. Sehingga pembangunan Food Estate yang telah direncanakan dengan matang ini dapat segera terwujud.
“Melalui kegiatan konsultasi publik ini saya berharap, peserta dapat memberikan saran dan masukan yang positif dan konstruktif sehingga dapat menyepakati bersama, memberikan komitmen dan dukungan sekaligus rekomendasi alternatif KLHS yang kemudian terintegrasi dalam rencana pembangunan estate Ketapang,” harapnya.
Atas nama Pemda Ketapang, ia juga menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada tim KLHS dari Pusat Studi Lingkungan Institut Teknologi Bandung (ITB). Lantaran membantu dan bekerjasama dengan baik dalam penyusunan analisis dampak atau amdal kawasan relokasi bandara rahadi Oesman Ketapang.
“Saya juga mohon dukungan dan rekomendasinya untuk keberhasilan pembangunan di Kabupaten Ketapang,” tutupnya. (lim)





Discussion about this post