
Jurnalis.co.id – Bupati Sintang, H Jarot Winarno berpandangan, Kabupaten Sintang memiliki potensi besar dibidang pertanian dan perkebunan. Salah satu faktornya, wilayah tersebut masih luas, dapat dijadikan lahan komoditi.
“Sehingga daerah bisa mengalami kemajuan sektoral, khususnya bidang Pertanian,” pesan Bupati Jarot dibacakan Yustinus, Asisten 2 Bidang Ekonomi dan Pembangunan saat mewakili pembukaan kegiatan Sekolah Lapang Iklim (SLI) Operasional BMKG di Rumah Kopi Kelam, Selasa (25/5/2021) pagi.
Yustinus menambahkan, Sekolah Lapang Iklim kali pertama diadakan di Kabupaten Sintang. Diharapkan, mampu menyemangati dan menggugah para petani. Bertujuan membina masyarakat petani agar lebih tanggap dan menerapkan siklus iklim.
Hal itu penting guna meningkatkan kualitas serta kuantitas hasil pertanian. Oleh karena itu, Yustinus berpesan, supaya masyarakat memanfaatkan dengan baik momen tersebut. Jangan malu untuk bertanya lebih banyak. Sehingga paham sejak awal.
Sementara itu, Kepala Stasiun Klimatologi Mempawah, Luhur Tri Uji Prayitno mengatakan, kondisi umum iklim di Kabupaten Sintang, memiliki sebaran curah hujan bulanan lebih tinggi, rata rata di atas 150 perbulan. Puncaknya di bulan November dan Desember.
BMKG Kalimantan Barat sudah 18 kali mengadakan SLI Sosagro. Untuk SLI Operasional 2021, baru di Sintang ini. Berdasarkan statistik, peserta yang mengikuti sebanyak 243 orang. Dengan mayoritas peserta adalah petani.
“Ini bertujuan melaksanakan pembinaan peran serta masyarakat dalam kegiatan BMKG di bidang pertanian. Khusus komoditas yang akan ditanam tahun ini,” kata Luhur Tri Uji.
Menurut Luhur, pihaknya juga bekerjasama dengan Dinas Pertanian Kabupaten Sintang guna melaksanakan survei di bidang pertanian. Ia berpendapat, Sintang memiliki potensi yang sangat besar dan bukan hanya dibidang tanaman padi saja.
“Tanaman cabe dan ubi jalar juga bagus. Ini yang perlu kita tingkatkan dan beri perhatian khusus mengenai pengetahuan perkiraan cuaca dan iklim,” ucap Luhur.
Sementara itu, lewat video daring, Ketua Komisi V DPR RI, Lasarus mengaku menyambut baik kegiatan SLI tersebut. Kegiatan dari BMKG, sudah seharusnya diterapkan untuk melihat siklus tanam secara baik.
“Ini merupakan media untuk mengedukasi masyarakat. Supaya memahami apa hubungan keberhasilan bertani dengan siklus iklim. Petani harus betul-betul memahami siklus iklim. Karena sangat erat hubungannya dengan hasil pertanian,” pesan Lasarus.
Kepala BMKG Pusat Ir Dwikortika mengatakan, kegiatan tersebut semoga mampu menguatkan masyarakat di tengah pandemi. Perubahan iklim yang tidak bisa di prediksi, cenderung berdampak menganggu musim bertani.
“Kita ketahui, curah hujan pertahun semakin menurun. Padahal untuk tanaman, sangat memerlukan curah hujan yang cukup. Hal ini menjadi alarm buat kita semua, dan harus diperhitungkan dengan tepat. Supaya tanaman yang kita siapkan tidak gagal,” ingatnya. (Ful)
Discussion about this post