
Jurnalis.co.id – Wakil Bupati Sintang Sudiyanto menghadiri acara Penandatanganan Berita Acara Indeks Desa Membangun (IDM) Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2021 secara virtual di Command Center Kantor Bupati Sintang, Selasa (08/06/2021).
Dalam kegiatan tersebut Wabup didampingi Imus S.Sos, MSi, Kepala Bidang Pemerintahan dan Kelembagaan Desa, Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Kabupaten Sintang.
Sementara hadir juga secara virtual Gubernur Kalimantan Barat H. Sutarmidji, SH, MHum, Panglima Kodam XII/Tanjungpura, Mayjen TNI Muhammad Nur Rahmad, Wakapolda Kalbar, Brigjen Pol Asep Safrudin, Kepala Kejaksaan Tinggi (Kajati) Kalbar Dr. Masyhudi, Rektor Untan Prof. Dr. Garuda Wiko, SH, MSi, Ir. Yuslinda, MM, menjadi Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Provinsi Kalbar, Bupati dan Walikota se Kalimantan Barat, dan pimpinan perusahaan sawit se Kalbar.
Wabup Sintang Sudiyanto usai mengikuti acara menyampaikan, Pemerintah Provinsi Kalbar sudah menyusun Indeks Desa Membangun bagi seluruh desa di Kalimantan Barat. Indeks yang sudah disusun Pemprov Kalbar ini akan Pemkab Sintang jadikan acuan.
“Dan dalam mewujudkan desa yang membangun di Kabupaten Sintang ini kita perlu peran semua pihak sangat penting untuk dilibatkan seperti dunia usaha atau investasi perkebunan atau usaha lain yang ada di desa tersebut. Pelaku utama dalam melaksanakan indeks desa membangun ini adalah pemerintah dan masyarakat desa itu sendiri. Pihak lain hadir dalam rangka mendukung dan mendorong saja,” terangnya.
Untuk desa-desa yang ada di Kabupaten Sintang, semua bergerak ke arah yang lebih baik. Ini harus dipertahankan dan ke depan harus lebih baik lagi.
“Misalnya tahun Indeks Desa Membangun 2020 berdasarkan pengukuran tahun 2019 jumlah desa mandiri ada 29 desa, tahun 2021 ini mengalami kenaikan menjadi 44 desa berdasarkan pengukuran tahun 2020,” katanya.
Wabup mengharapkan keterlibatan semua komponen dalam terus mendorong perubahan di desa ini. Keroyokan dalam membina desa supaya maju dan mandiri. Desa-desa yang ada di sekitar beroperasinya perkebunan kelapa sawit seharusnya lebih maju.
“Kehadiran investasi perkebunan harus membawa dampak yang baik bagi masyarakat desa, sehingga masyarakat juga mau menjaga investasi yang masuk ke desa mereka,” tuturnya.
Dia melihat, program pemberdayaan di desa masih kecil. Khususnya di desa yang tidak di kawasan kebun kelapa sawit. Dia berharap de depan, agar anggaran alokasi dana desa lebih banyak untuk program pemberdayaan lewat BUMDes, bukan untuk pembangunan fisik.
“Pembangunan fisik sebaiknya mulai dikurangi, karena selama ini sudah terlalu banyak fokus ke pembangunan fisik,” ucapnya.
Kalau ekonomi baik, kata Wabup, perut masyarakat kenyang. Maka pembangunan fisik akan dengan sendirinya semakin baik.
“Namun, perlu pendampingan banyak pihak untuk mewujudkan ini,” ujarnya.
Wabup berharap Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Sintang bisa bekerja sama dengan lembaga keuangan seperti Credit Union dalam memberdayakan desa. Karena mereka punya permodalan sekaligus memberikan tenaga pendamping untuk memberdayakan masyarakat.
“Coba dilakukan percontohan di beberapa desa soal kerja sama ini. Desa tersebut betul-betul kita dampingi,” pungkas Wabup Sintang
Kepala Bidang Pemerintahan dan Kelembagaan Desa Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Sintang, Imus menyampaikan Indeks Desa Membangun Tahun 2017 berdasarkan pengukuran tahun 2016 jumlah desa sangat tertinggal di Kabupaten Sintang ada 213 desa, desa tertinggal 147 desa, desa berkembang 29 desa, desa maju 1 desa dan belum ada desa mandiri.
IDM Tahun 2018 berdasarkan pengukuran tahun 2017 di Kabupaten Sintang ada 212 desa sangat tertinggal, 148 desa tertinggal, 29 desa berkembang, 1 desa maju dan belum ada desa mandiri.
“IDM Tahun 2019 berdasarkan pengukuran tahun 2018 di Kabupaten Sintang ada 86 desa sangat tertinggal, 180 desa tertinggal, 104 desa berkembang, 14 desa maju dan sudah ada 6 desa mandiri,” bebernya.
Sedangkan IDM Tahun 2020 berdasarkan pengukuran tahun 2019 di Kabupaten Sintang untuk desa sangat tertinggal tersisa 1 desa, 143 desa tertinggal, 161 desa berkembang, 56 desa maju dan 29 desa mandiri. Untuk IDM tahun 2021 hasil pengukuran tahun 2020 lalu, di Kabupaten Sintang sudah tidak ada desa sangat tertinggal, 72 desa tertinggal, 206 desa berkembang, 68 desa maju dan 44 desa mandiri.
“Jadi berdasarkan data ini terjadi tren peningkatan kondisi desa yang ada di Kabupaten Sintang,” tutup Imus. (Ful)
Discussion about this post