– Pemerhati Perempuan dan Anak Kabupaten Ketapang, Hartati mendorong karyawati PT Well Harvest Winning (WHW) Alumina Refinery yang diduga menjadi korban pelecehan seksual dilakukan oleh oknum Tenaga Kerja Asing (TKA) asal China untuk berani melaporkan kejadian ke penegak hukum.
“Kita minta serikat buruh mendampingi korban melapor. Karena kasus-kasus pelecehan merupakan persoalan serius yang tidak bisa diselesaikan dengan negosiasi atau mediasi,” kata Hartati, Senin (05/07/2021).
Menurut Hartati, korban harus diberikan semangat dan perlindungan agar tidak ada intervensi dari pihak manapun, termasuk dari terduga pelaku. Supaya kasus bisa diproses secara hukum yang ada di Indonesia.
“Kalau di mediasi maka ada ruang kasus berakhir damai. Yang kita khawatirkan kejadian serupa terulang terus, sebab tidak ada ketegasan serta sanksi tegas. Ini tentu sangat tidak dibenarkan,” ujatnya.
Untuk itu, dia meminta agar aparat hukum dapat pro aktif melihat kasus tersebut. Terlebih terduga pelaku merupakan TKA yang harusnya menghargai tenaga kerja asal Indonesia, bukan malah berani melakukan hal-hal tidak diperkenankan.
“Informasi saya terima memang bukan pelecehan fisik. Namun apa yang dilakukan terduga pelaku jika sesuai dengan statement Ketua PK SBSI PT WHW tentu tidak benar. Itu masuk dalam kategori pelecehan verbal,” ungkapnya.
Selain aparat hukum, ia juga mendorong Pemerintah Daerah melalui Dinas Sosial, khususnya yang membidangi persoalan perempuan dan anak untuk peka dan peduli dengan kasus-kasus yang menimpa perempuan.
Dia menyebut, kasus di Ketapang sudah sangat memprihatinkan. Pasalnya, sepanjang tahun 2020 terdapat 44 kasus KDRT dan kekeresan penganiayaan di ruang publik yang menimpa perempuan.
“Dinas Sosial serta Disnaker kita minta turun kelapangan mendampingi korban. Jangan cuma diam dan menunggu laporan dan terkesan tidak peduli,” pinta Hartati. (lim)
Discussion about this post