Kubu Raya – World Agroforestry (ICRAF) Indonesia menyelenggarakan temu wicara “Apa Kabar Gambut Kalimantan Barat ? Bersinergi untuk Gambut yang Lestari” pada Selasa (13 Juli 2021), yang mendudukkan empat Peneliti Muda Gambut (PMG) dengan para panelis dari pemangku kepentingan dalam pengelolaan lahan gambut tingkat nasional dan provinsi Kalimantan Barat.
PMG adalah lulusan-lulusan terbaik dari perguruan tinggi di Kalimantan Barat yang tergabung dalam program Inkubator Peneliti Muda Gambut (IPMG), sebuah inisiatif dari Peat-IMPACTS ICRAF Indonesia untuk memberi wadah bagi putera-puteri daerah untuk terlibat dalam penelitian di desa-desa yang memiliki lahan gambut dalam kawasannya.
Peneliti Perencanaan Pertumbuhan dan Kebijakan Hijau ICRAF Indonesia Feri Johana, yang juga sebagai koordinator program penelitian Peat-IMPACTS, mengatakan temu wicara ini diharapkan menjadi jembatan yang menghubungkan para peneliti muda dengan para pembuat kebijakan dalam pengelolaan gambut yang berkelanjutan di Kalimantan Barat, dan khususnya di Kabupaten Kubu Raya.
“Kita harapkan ada komunikasi antara para putera-puteri daerah yang sudah mengamati secara langsung dengan para pembuat kebijakan-kebijakan, serta bisa mendorong aspirasi dan inspirasi sesama generasi muda di Kalimantan Barat. Mereka telah dibekali dengan pengetahuan dan kapasitas selama enam bulan masa inkubasi untuk mengobservasi dan mengulas temuan yang mereka kumpulkan di desa-desa di Kabupaten Kubu Raya,” kata Feri.
Hadir dalam acara yang diselenggarakan secara daring dan luring ini adalah dari Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Provinsi Kalimantan Barat Amini Maros, Suwignya Utama dari Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM), perwakilan Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Kalimantan Barat Kressensiana Kusnawaty; Kasubdit Pelestarian Ekosistem Gambut, Direktorat Pengendalian Kerusakan Gambut, Kementerian Lingkungan Hidup Muhammad Askary dan Rossie Al Qadrie dari Tim Restorasi Gambut dan Mangrove Daerah (TRGMD).
Sedangkan empat pembicara Sekar Aprilia Maharani, Rabbirl Yarham Mahardhika, Intan Wulandari, dan Samuel K Manurung, mewakili 55 peneliti muda lainnya. Mereka telah terjun ke lapangan dengan didampingi para peneliti ICRAF sejak Februari 2021 dan berinteraksi langsung dengan petani gambut serta para pegiat gambut untuk mengungkap berbagai pengetahan, pembelajaran, dan opsi intervensi untuk pengelolaan lahan gambut secara berkelanjutan di Kalimantan barat, khususnya di Kabupaten Kubu Raya.
Perwakilan peneliti muda ini mengemas temuan mereka dalam dua bentuk, yaitu masalah dan rekomendasi solusi yang meliputi berbagai topik termasuk diantaranya, tentang pengelolaan lahan, pemilihan hingga pemasaran komoditi serta dukungan infrastruktur.
Acara temu wicara di Kubu Raya ini merupakan puncak dari rangkaian kegiatan IPMG. Di penghujung acara Country Director ICRAF Indonesia Dr Sonya Dewi mengumumkan dua PMG terbaik yaitu, Nurhayatun Nafsiyah, alumni Universitas Tanjungpura (Magister Kimia dari Universitas Gadjah Mada) dan Iman Sumantri, sarjana perencanaan wilayah dan kota dari Universitas Tanjungpura.
“Kami ucapkan selamat kepada dua PMG terbaik ini. Semoga kepedulian pada pengelolaan gambut yang lestari dan secara umum pada lingkungan hidup Indonesia dapat terus dilanjutkan. Pemikiran dan sumbangsih mereka tentu akan membuat banyak perbedaan,” ungkapnya.
“Harapan kita juga mereka menjadi motor penggerak kepedulian akan pengelolaan gambut yang lestari dan terus menginspirasi anak-anak muda lain, tidak hanya di Kalimantan Barat tapi lebih luas lagi,” ujar Sonya Dewi.
(RS/ndi)
Discussion about this post