
– “Belum ada respon dan belum ada perkembangan dari perusahaan,” kata Thomas Yusuf kepada wartawan via WhatsApp, Kamis (22/07/2021).
Thomas merupakan salah seorang pemilik lahan yang masuk dalam Hak Guna Usaha (HGU) PT Anugerah Makmur Sejati (AMS) di Desa Ranyai Kecamatan Seberuang. Bersama warga lainnya, ia masih menunggu niat baik dari PT AMS untuk menyelesaikan dugaan penyerobotan lahan yang dilakukan oleh perusahaan perkebunan kelapa sawit tersebut.
Thomas berharap masalah HGU PT AMS secepatnya diproses dan ada tindak lanjut perusahaan. Dia pun menagih janji Bupati Kapuas Hulu yang baru-baru ini menyebutkan akan memanggil perusahaan sawit untuk menyelesaikan sengketa dengan masyarakat.
“Kita juga meminta pihak Pemda cepat membantu menyelesaikan sengketa tanah masyarakat yang masuk HGU PT AMS,” pintanya.

Sebelumnya, Thomas tidak bisa membuat sertifikat tanah miliknya lantara masuk HGU PT AMS. Menurutnya peta HGU tersebut ditentukan pihak perusahaan tanpa sepengetahuan pemilik tanah.
“Saya tidak pernah tahu kalau tanah saya masuk dalam HGU PT AMS, karena saya tidak pernah merasa menyerahkan tanah saya ke perusahaan sawit PT AMS ,” katanya.
Thomas mengklaim jika lahan miliknya memiliki SKT (Surat Keterangan Tanah, red). Tanahnya tersebut merupakan hasil pembagian sebagai masyarakat saat ada kegiatan perkebunan karet dari Dinas Perkebunan sekitar tahun 90-an.

“Semua masyarakat mendapatkan pembagian lokasi untuk menanam karet saat itu,” pungkas Thomas.
Senada disampaikan Kepala Desa Ranyai Hilir, Feronika Dessy, bahwa hingga hari ini belum ada penyelesaian masalah HGU dari perusahaan.
“Belum ada,karena keadaan sekarang ini belum bisa untuk bertemu dengan pihak perusahaan,” ujarnya.
Feronika mengatakan, untuk menyelesaikan masalah HGU PT AMS ini, pihaknya dalam waktu dekat akan mengumpulkan warga yang lahannya yang terkena HGU.
“Nanti setelah dikumpulkan, kita akan menanyakan tindakan yang selanjutnya,” tegasnya.
“Karena kami pemerintah desa hanya bisa membantu saja. Saya serahkan kepada warga saya maunya tindakan apa yang dilakukan,” timpal Feronika. (rin)





Discussion about this post