– Guru di Kabupaten Kapuas Hulu masih sangat minim. Ratusan honorer tenaga pendidik juga belum mampu menutupi standar jumlah dalam proses belajar mengajar di tingkat SD maupun SMP.
Kabid Pendidikan Dasar pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kapuas Hulu Joni Rajikin memaparkan untuk tingkat SD saja kurang sekitar 1483 guru. Sedangkan tingkat SMP sebanyak 813 tenaga pendidik.
“Tenaga pendidik masih sangat dibutuhkan di kabupaten ini,” jelasnya belum lama ini.
Sambil memegang secarik kertas berisikan data tenaga pendidik, Joni menjelaskan jumlah guru SD saat ini yang mengabdikan diri sebanyak 1688 orang dan SMP 520 orang.
“Jumlah ini masih sangat kurang, kondisi ini sudah terjadi ketika saya bertugas di sini sejak 2013 silam,” katanya.
“Untuk CPNS sendiri, itu hanya menutupi mereka yang sudah pensiun,” sambung Joni.
Tak hanya itu Joni menerangkan, berkaitan dengan tenaga pendidik sendiri memiliki standarnya berupa sertitikasi yang harus dikantongi.
“Tenaga pendidik di sini, tak sedikit yang berlatar belakang SMA dan S1 pun tak semua yang berlatar belakang ilmu pendidikan. Namun bagaimana lagi mereka-mereka ini lah yang mau mengabdikan diri, kita apresiasi,” lugasnya.
Untuk menutupi kekurangan tenaga pendidik, strategi Disdikbud Kapuas Hulu sudah membuka lowongan formasi P3K sebanyak 2300 guru SD. Sementara yang mendaftar hanya 1027 orang.
“Belum lagi jika dikerucutkan yang diutamakan adalah S1 berlatar belakang pendidikan, sementara pengajar kita ini di sini kebanyakan SMA dan bukan S1 di bidang pendidikan. Ini kondisi kita saat ini,” jelasnya.
Ditambahkannya, kekurangan terjadi rata-rata di daerah pedalaman Kapuas Hulu. Sehingga tak heran seorang guru harus merangkap semua mata pelajaran.
“Kalau guru SD baik PNS maupun honor memang harus bisa merangkap. Namun untuk guru SMP mereka memiliki mata pelajaran sendiri,” tuturnya.
“Tapi yang terjadi mereka juga mau tidak mau harus bisa memberikan ilmu mata pelajaran lainnya kepada murid. Misalnya guru olahraga, juga harus bisa memberikan ilmu mata pelajara bahasa Inggris,” tambah Joni Rajikin. (rin)
Discussion about this post