
JURNALIS.co.id – Sekretaris Daerah Kalimantan Barat, Harisson, memimpin Rapat Pembahasan dan Pemanfaatan Peta Ketahanan dan Kerentanan Pangan FSVA (Food Security and Vulnerability Atlas) dalam Infrastruktur, Pendidikan, Kemiskinan, Kesehatan dan Stunting Provinsi Kalbar di Ruang Rapat Praja II Kantor Gubernur Kalbar, Rabu (09/02/2022).
Rapat FSVA ini dihadiri oleh Plt Kepala BKKBN Provinsi Kalimantan Barat, Muslimat, Pengurus PKK Provinsi Kalbar dan beberapa Kepala Perangkat Daerah terkait di lingkungan Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat.
Sebagaimana diketahui manfaat FSVA adalah untuk mengetahui faktor penyebab daerah rentan pangan, sebagai bahan acuan dalam menetapkan jenis kegiatan agar dapat mengentaskan daerah rentan pangan, sebagai acuan dalam penetapan lokasi kegiatan terkait dengan kerentanan pangan, infrastruktur, pendidikan, kesehatan, listrik, air bersih dan stunting. Kemudian untuk meningkatkan ketahanan pangan, semua sektor harus bersinergi sesuai dengan peran masing-masing terutama di lokasi yang memerlukan intervensi sesuai analisis FSVA.
Sekda Kalbar Harisson menyampaikan bahwa untuk pola asuh, harus bekerja sama dengan organisasi kewanitaan.
“Sebenarnya kita dapat bersinergi yaitu PKK. Selain itu juga harus menggandeng perangkat daerah terkait berkenaan dengan pemberdayaan wanita,” katanya.
Jadi, kata Harisson, pengentasan stunting bukan hanya menjadi tanggung jawab bidang kesehatan saja. Karena sektor kesehatan hanya menunjang 30 persen. Sedangkan sektor di luar kesehatan mencapai 70 persen.
“Kedepannya, perangkat daerah diharapkan fokus pada program peningkatan IPM daerah, karena salah satu indikatornya adalah pengentasan stunting,” jelasnya.
Sebagaimana diketahui bahwa peta ketahanan dan kerentanan pangan FSVA adalah peta tematik yang menggambarkan visualisasi suatu wilayah pada level nasional, provinsi, kabupaten/kota, kecamatan dan desa.
“Jadi jika dilihat peta kerawanan pangan, peta keamanan itu ada di sini (FSVA). Pertemuan ini diharapkan dapat memberikan rekomendasi yang sesuai dengan kewenangan dan program apa saja yang dapat dilaksanakan dalam penerapan program kegiatan Tahun 2023,” ungkap Sekda Kalbar.
Sementara Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kalbar Heronimus Hero menyampaikan bahwa FSVA setelah dilakukan analisis instrumennya sangat baik karena mengakomodir banyak sektor.
“Meskipun output akhirnya kita berharap indeks ketahanan pangan kita kuat, ini menjadi perhatian karena didalamnya harus ada sinergitas antar sektor dalam mendukung program tersebut,” tutup Hero. (r/atoy)
Discussion about this post