JURNALIS.co.id – Bupati Sambas Satono, menghadiri Temu Lapang dan Panen Padi Varietas Unggul Baru (VUB) Batilbangtan Kementan di Desa Lonam, Kecamatan Pemangkat, Rabu (09/03/2022). Di kesempatan tersebut, Bupati Satono secara langsung melakukan panen padi invari 36 dan 37 milik Kelompok Tani (Poktan) Dewi Mulya I, binaan Badan Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Kalbar.
Turut hadir dalam kegiatan tersebut Kepala BPTP Kalbar, Rustam Massinai, Kepala Loka Penelitian Penyakit Tungro (Lolittungro) Sulawesi Selatan, Sumarni Panikkai, Camat se-Kabupaten Sambas, Forkopimda, Kepala OPD terkait dan Gapoktan.
Bupati Satono mengatakan dalam mendukung kemajuan seluruh petani di Kabupaten Sambas, akan terus berupaya untuk memberikan solusi yang terbaik dengan bersinergi berbagai pihak. Sehingga dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan petani terutama dalam kebutuhan pupuk yang sesuai dengan harapan masyarakat yaitu tercukupi dan mudah untuk didapatkan dengan harga terjangkau.
“Masalah keluhan masyarakat ini menjadi fenomena di mana-mana, bukan hanya di Kalbar. Baik menyangkut masalah pupuk, tapi saya sebagai Kepala Daerah Kabupaten Sambas, tentu terus berpikir maksimal bagaimana mengupayakan kebutuhan pupuk untuk masyarakat petani, pertama tercukupi, kedua mudah didapatkan dengan harga yang terjangkau. Tentu ini akan terus kita perjuangkan apa yang menjadi harapan masyarakat terpenuhi sesuai harapan” terangnya.
Bupati berharap kepada Pemprov Kalbar untuk turut berupaya agar memberikan bantuan memenuhi kebutuhan petani khususnya di Kabupaten Sambas. Menurutnya masyarakat sangat membutuhkan bantuan berupa alat pertanian, pupuk, serta akses untuk meningkatkan hasil pertanian secara maksimal. Sehingga Kabupaten Sambas dapat menjadi lumbung padi dan beras berkemajuan serta terbesar di Kalimantan Barat.
“Sambas ini kita ketahui bersama adalah lumbung padi dan beras berkemajuan. Lumbung padi beras se-Kalbar, tentu harapan saya pemerintah provinsi Kalbar bisa turut membantu solusi yang solutif. Sebagai menjadi atensi kita bersama dalam hal kebutuhan masyarakat yang ada di kabupaten Sambas, seperti alat pertanian, pupuk, termasuk akses pengairan. Mudah-mudahan kebutuhan-kebutuhan yang menjadi dambaan kita penuhi bersama” jelas Satono.
Sementara Kepala BPTP Kalbar, Rustam Massinai dalam sambutannya mengatakan bahwa pelaksanaan panen padi bibit unggul padi invari 36 dan 37 merupakan yang kedua kalinya dilaksanakan di Desa Lonam Kecamatan Pemangkat. Berbeda dengan tahun sebelumnya panen kali ini padi yang dihasilkan dari padi invari 36 dan 37 mengalami peningkatan. Pasalnya pada tahun 2021 hasil panen mencapai 8,05 ton per hektare, sedangkan pada tahun 2022 hasil panen mencapai 9,7 ton per hektare.
“Kita bisa mampu 9,7 ton per hektare, bayangkan. Pada tahun 2021 kita panen pada bulan Agustus, jadi kita hadir hari ini tidak sampai setahun, dari 8,05 ton perhektar dan dihadiri oleh bapak wamentan. Tidak sampai setahun kemudian luar biasa mencatatkan rekor tertinggi di Kalimantan Barat mencapai 9,7 ton yang dihasilkan. Ads sekitar 1,6 lebih ton dalam satu musim tanam,” kata Rustam Massinai
Kepala Loka Penelitian Penyakit Tungro (Lolittungro) Sulawesi Selatan, Sumarni Panikkai, menjelaskan bahwa Inpari 36 dan 37 Lanrang, sebenarnya adalah varietas padi Tahan Tungro (Taro). Namun, saat dicoba tanamkan di wilayah Kabupaten Sambas malah Inpari 36 dan 37 mampu menghasilkan padi jumlah yang cukup tinggi. Sehingg menarik minatnya bersama tim untuk memantau langsung di lapangan.
“Sebagai peneliti Inpari 36 dan 37 Lanrang, kami banyak mengunjungi wilayah endemik tungro. Kami awalnya meminta BPTP untuk mencoba benih Inpari 36 dan 37 di Kalbar. Setelah mendapat laporan bahwa produktivitasnya yang sangat tinggi di Sambas, kami ingin datang melihatnya langsung,” jelas Sumarni Panikkai.
Di akhir acara Bupati Satono secara simbolis menyerahkan bantuan benih padi Inpari 36 dan 37 kapada perwakilan camat yang hadir dalam kegiatan tersebut. (gun)
Discussion about this post