
JURNALIS.co.id – Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono berharap operasi pasar minyak goreng yang selama ini digelar bisa memenuhi kebutuhan masyarakat dalam kehidupan sehari-hari. Setidaknya untuk bertahan saat harga minyak goreng yang belum stabil.
“Kita berharap operasi pasar ini meredakan kepanikan warga yang memang saat ini kesulitan untuk mendapatkan minyak goreng,” kata Edi saat operasi pasar minyak goreng di Kantor Lurah Sungai Beliung, Jalan Atot Ahmad, Senin (14/03/2022) Pagi.
Edi mengimbau warga yang ikut mengantre agar lebih tertib dan tetap menerapkan protokol kesehatan mengingat pandemi Covid-19 belum berakhir.
“Operasi pasar atau pasar murah seperti ini harus digencarkan berkolaborasi dengan produsen minyak goreng,” ujarnya.
Edi mengatakan kebutuhan minyak goreng curah di Kota Pontianak sekitar 19 ton per bulan. Dirinya berharap perusahaan produsen minyak goreng yang ada di Kalbar rutin menggelar operasi pasar minyak goreng.
“Saya minta kepada siapapun jangan sampai ada pedagang-pedagang maupun distributor yang melakukan penimbunan minyak goreng di tengah kondisi seperti ini,” tegas Edi.
Sementara Ningsih (61) warga Kelurahan Sungai Beliung Kecamatan Pontianak Barat mengantre untuk membeli minyak goreng pada operasi pasar dengan memegang selembar kupon sebagai bukti pembelian untuk ditukarkan dengan 2 liter minyak goreng seharga Rp25 ribu. Dia rela mengantre dari sejak pukul 09.00 WIB di Kantor Lurah Sungai Beliung Jalan Atot Ahmad.

“Alhamdulillah operasi pasar ini sedikit membantu untuk memenuhi kebutuhan minyak goreng di rumah tangga,” ungkapnya.
Lanjut Ningsing, untuk membeli minyak goreng di sini tidak ada kesulitan karena menggunakan sistem kupon, sehingga tidak berdesak-desakan,” ucapnya.

Dia menjelaskan, kesulitan mendapatkan minyak goreng sudah dirasakannya sejak tiga bulan belakangan. Sebelumnya memang masih bisa dibeli di minimarket atau toko-toko sembako. Itu pun didapatnya dengan harga yang cukup tinggi yakni Rp38 ribu per liter.
“Tapi karena kebutuhan mau tidak mau saye belilah,” lirihnya.
Ningsih bersyukur adanya operasi pasar seperti ini. Karena memang masyarakat saat ini tengah membutuhkan minyak goreng. Ia berharap operasi pasar atau pasar murah serupa digelar sesering mungkin agar tidak lagi terjadi kepanikan masyarakat akan kebutuhan minyak goreng.
“Kalau bise operasi pasar atau pasar murah sering digelar karena masyarakat sangat perlu dan butuh minyak goreng terlebih menjelang bulan puase,” pungkas Ningsih. (atoy)





Discussion about this post