JURNALIS.co.id – Dicky Ardianto dinilai telah melakukan pelecehan adat karena mengaku sebagai Sultan Paku Negara Sanggau dan membangun Keraton sendiri yang sampai sekarang tidak selesai.
Menyikapi klaim Dicky tersebut, sejumlah sesepuh, ahli waris, zuriat, keturunan beserta kerabat kerajaan Keraton Surya Negara Sanggau menggelar aksi dan pembacaan maklumat, Kamis (13/04/2022) di halaman Keraton Surya Negara.
Aksi dan pembacaan maklumat berlangsung ini dilakukan lantaran Dicky dituding bukan keturunan atau zuriat dari Penembahan H Muhammad Said Paku Negara dan Penembahan Haji Soelaiman Paku Negara.
Ada lima poin maklumat dibacakan oleh Abang Marwan yang diikuti ahli waris, keturunan, zuriat Kerajaan Sanggau. Selain itu, diikuti pula berbagai elemen masyarakat di Sanggau. Hal ini demi untuk pelurusan sejarah dan keberlangsungan kesultanan/kerajaan Sanggau.
Lima poin maklumat tersebut di antaranya tidak mengakui adanya Sutan atau Raja yang baru diberikan atau diangkat atau dilantik atau ditunjuk atau dinobatkan yang tidak sesuai dengan tata cara dan adat istiadat Kesultanan atau Kerajaan Sanggau.
Mereka tetap mengakui dan mendukung penuh Paduka Yang Mulia H Gusti Arman sebagai Pangeran Ratu Surya Negara Sanggau dari zuriat rumah darat atau Kuta.
Sehingga menolak dan tidak mengakui gelar yang digunakan atau disandang Dicky Ardianto karena bukan merupakan pewaris keturunan Kerajaan Sanggau dan pelurusan sejarah serta keberlangsungan dan keutuhan garis keturunan Kesultanan atau Kerajaan Sanggau.
Usai pembacaan maklumat dilanjutkan dengan pembakaran gambar Dicky Arianto.
Perwakilan Wali Negeri, Gusti Indra Kesuma mengatakan penobatan terhadap Dicky Arianto dan pemberian gelar tidak diakui atau tidak sah, karena dilaksanakan orang yang bukan kapasitasnya.
“Dicky Arianto ini tidak ada garis keturunannya atau zuriat Raja Sanggau. Jadi tidak pada kapasitasnya mengaku sebagai Sultan Sanggau. Ini yang menobatkan gintor, dan yang dinobatkan gintor juga,” ucapnya.
Gusti Indra mengungkapkan bahwa pengakuan Dicky Ardianto sebagai Sultan Sanggau adalah abal-abal. Ulahnya tersebut membuat resah antar ahli waris, zuriat, Keturunan dan sebagainya.
”Dicky Arianto ini adalah Sultan abal-abal,” katanya.
Diketahui, penobatan dan pemberian gelar terhadap Dicky Arianto ini hanya perbuatan beberapa oknum yang tak memiliki kapasitas dan tidak melalui mekanisme yang benar.
“Atas hal tersebut, sesungguhnya sudah ada penolakan dari zuriat dari Penembahan H Muhammad Said Paku Negara dan Penembahan Haji Soelaiman Paku Negara,” tutup Gusti Indra. (tim)
Discussion about this post