JURNALIS.co.id – Bazar pasar murah yang digelar oleh Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan (Diskumindag) Kabupaten Sambas terus berlanjut. Pada hari kedua, pelaksanaannya berlangsung di Gedung Serbaguna, Kecamatan Tebas, Selasa (19/04/2022) pagi.
Bupati Sambas Satono melakukan peninjauan kegiatan bazar kebutuhan pokok tersebut. Di pasar murah ini di antaranya tersedia telur, daging, dan beras. Bazar pasar murah Diskumindag Sambas ini lebih diprioritaskan kepada penerima manfaat PKH yang ada di Kecamatan Tebas. Bagi penerima manfaat PKH memiliki kesempatan dapat membeli dua rak telur sekaligus.
Bupati Satono menjelaskan bahwa sekitar seribu penerima PKH yang berhak untuk membeli telur murah bersubsidi. Tentunya hal itu dilakukan agar membantu masyarakat yang membutuhkan. Mengingat menjelang Idul Fitri telur menjadi salah satu kebutuhan pokok yang sangat diperlukan.
“Sekarang bulan Ramadan dan akan menyambut Idul Fitri sangat dibutuhkan sekali apalagi disubsidi. Hari ini kita di Tebas ditujukan pada seribu orang penerima PKH subsidi telur murah. Mudah-mudahan membantu meringankan beban mereka” harap Satono.
Bupati menegaskan bahwa bagi setiap orang yang mendapatkan telur bersubsidi dengan harga murah untuk dimanfaatkan sebaik mungkin. Apakah untuk dimakan ataupun digunakan sebagai bahan membuat kue lebaran. Bukan untuk dijual kembali dengan harga lebih tinggi.
Menurut Satono, Tebas menjadi kecamatan kedua yang melaksanakan bazar pasar murah dengan harga subsidi jauh di bawah harga pasar. Selanjutnya akan dilaksanakan pada tiga kecamatan yang berbeda.
“Program ini ada lima kecamatan, kemarin sudah di Kecamatan Sambas, hari ini Tebas, selanjutnya Pemangkat, Selakau, dan terakhir Teluk Keramat. Untuk yang hari ini harganya jauh lebih murah dibandingkan dengan yang di pasar, karena ini subsidi,” ungkap Satono.
Sementara itu, Eliya salah satu warga yang turut berbelanja di bazar pasar murah ini mengatakan bahwa dirinya merasakan manfaat dari kegiatan yang digelar oleh Diskumindag tersebut. Mengingat harga telur yang di pasar mencapai tiga puluh ribu rupiah berbeda jauh dengan harga yang dijual di bazar pasar murah hanya seharga sembilan belas ribu rupiah.
“Lumayan terbantu, kalau ada telur murah kita beli. Kasian lah kami orang tidak mampu juga. Saya yang dapat PKH merasa terbantu kalau daging di sini cuman 80 ribu. Kalau telur dipasar 30 ribu kalau disini 19ribu. Untuk bikin kue dan anak saya makan. Kalau anak saya makan satu hari sampai empat biji telur,” kata Eliya. (gun)
Discussion about this post