JURNALIS.co.id – Gubernur Kalimantan Barat, Sutarmidji meletakkan batu pertama pembangunan gedung Dakwah Sulthoniyah Sambas, Yayasan Rumah Bina Da’i, di Jalan H. Abdul Aziz, Desa Tanjung Mekar, Kecamatan Sambas, Kabupaten Sambas, Sabtu (23/04/2022).
Peletakan batu pertama pembangunan gedung Dakwah Sulthoniyah Sambas tersebut juga dihadiri oleh Bupati Sambas, Satono, dan Sekretaris Daerah Sambas, Ferry Madagaskar, serta Kepala OPD terkait.
Gubernur Sutarmidji mengatakan, pentingnya peran pendakwah dalam membangun spiritual masyarakat tidak hanya di Kabupaten Sambas tapi di seluruh Provinsi Kalimantan Barat. Terlebih para dai sangat dibutuhkan di era yang serba modern sekarang.
“Bayangkan saja, mencari orang yang pandai memandikan orang meninggal saja sudah kesulitan sekarang. Di Pontianak sih okelah, tapi bagaimana dengan di kampung-kampung. Jadi mulai sekarang memang harus ada regenerasi para pendakwah yang bergerak ke desa-desa,” katanya.
Gubernur disapa Midji ini mengapresiasi langkah Bupati Satono yang memberi perhatian besar kepada dunia dakwah di Kabupaten Sambas. Hal itu juga tidak lepas dari program Gubernur yang ingin menciptakan 5000 orang Hafisz dan Hafidzah yang hafal Alquran 30 juz.
“Sambas ini memang perlu sekali pendidikan dakwah seperti ini, karena saya punya program 5000 Hafisz dan Hafidzah, sekarang yang diwisuda hapal 30 juz itu sekitar 700 orang. Sebentar lagi mau wisuda 100 lebih orang. Tapi setiap wisuda dari Sambas ini kadang satu dua orang saja, kadang tidak ada,” ujarnya.
Gubernur mengatakan, dengan adanya fasilitas baru, gedung Dakwah Sulthoniyah Sambas dia berharap akan melahirkan para Hafisz dan Hafidzah baru sehingga bisa mendukung visi misi Sambas Berkemajuan.
Sementara Bupati Sambas, Satono mengatakan, perjuangan membangun fasilitas dakwah di Kabupaten Sambas tidaklah mudah. Proses panjang dilalui dan menghadapi berbagai tantangan. Dia bersyukur, awal peletakan batu pertama pembangunan gedung Dakwah Sulthoniyah Sambas bisa dilakukan oleh Gubernur Kalbar.
“Yayasan Bina Da’i ini punya sejarah perjuangan yang panjang. Pembukaannya dimulai dari TK, berlanjut ke SD dan sekarang ada SMP. Walaupun semuanya serba terbatas, tapi perlahan-lahan akan dilakukan penambahan jumlah fasilitas pendukung seperti ruang kelas dan lain-lain. Ini adalah upaya pemerintah untuk membangkitkan semangat dakwah di Kabupaten Sambas,” pungkas Satono. (gun)
Discussion about this post