
JURNALIS.co.id – Pulau Lemukutan adalah sebuah pulau yang secara administratif terletak di Kecamatan Sungai Raya Kepulauan, Kabupaten Bengkayang, Provinsi Kalimantan Barat. Pulau Lemukutan dengan luas 1.453 hektare adalah pulau yang berpenduduk nelayan tradisional. Secara kewilayahan Desa Pulau Lemukutan terdiri atas Pulau Lemukutan dan Pulau Randayan, saat ini Desa Pulau Lemukutan telah berkembang menjadi Desa Wisata. Dengan karakter pulau berkarang dan berpasir landai, Pulau Lemukutan dan Pulau Randayan merupakan destinasi Wisata Selam Bawah Laut dan Wisata Selam Kawasan Dangkal yang menarik di wilayah Kalimantan Barat.
Saya mengikuti rombongan Majelis Taklim dan Salawat Al Khairat Wal Barakat yang beralamat di jalan Imam Bonjol, Gang Kuantan, Pontianak, untuk menggelar salawatan di Pulau Lemukutan tersebut.
Perjalanan menuju Pulau Lemukutan berangkat dari Pontianak jika menggunakan roda empat sekitar 130 kilometer guna mencapai dermaga Teluk Suak, dengan waktu tempuh sekitar tiga setengah jam. Sesampainya di dermaga Teluk Suak terlihat kapal-kapal kayu sederhana yang digunakan untuk mengangkut orang maupun barang dari dan menuju ke Pulau Lemukutan.
Perjalanan dari dermaga Teluk Suak menuju ke Pulau Lemukutan memakan waktu sekitar satu setengah jam. Sepanjang perjalanan, terlihat pemandangan pulau-pulau eksotik yang menggugah rasa penasaran, karena sebagian besar pulau tersebut tidak berpenduduk. Hembusan angin khas lautan diiringi dengan hempasan ombak kecil mengiringi perjalan ke Pulau Lemukutan.


Eksotisme Pulau Lemukutan
Sesampainya di Pulau Lemukutan, wisatawan disuguhi dengan pemandangan air laut sebening kristal yang menampakan keindahan terumbu karang bawah laut yang masih terjaga dengan baik.
Eksotisme Pulau Lemukutan beralaskan kerikil halus dan batu besar yang memanjakan kaki ketika berjalan di atasnya. Terdengar juga irama pohon kelapa yang berayun mengikuti hembusan angin diiringi kicauan burung seakan membuat wisatawan berada di sebuah pulau yang jauh dari peradaban manusia.
Pada saat menyusuri jalan-jalan yang ada di Pulau Lemukutan, hampir semua penduduk menyapa dan memberikan senyuman. Keramahan penduduk Pulau Lemukutan membuat wisatawan merasa nyaman ketika berjalan menelusuri jalan di pulau yang hanya bisa dilalui oleh pejalan kaki atau kendaraan roda dua, karena memang tidak ada kendaraan roda empat yang berkeliaran di pulau ini.
Wisatawan juga bisa berenang menikmati keindahan bawah laut Pulau Lemukutan. Panorama terumbu karang bawah laut Pulau Lemukutan semakin beragam dengan adanya ikan Nemo yang berkeliaran.

Pada sore hari menjelang magrib, wisatawan pun bisa menikmati suasana sunset atau matahari terbenam. Sementara anak-anak dan orang dewasa turut bermain dan mandi di tepi pantai sambil menyaksikan keindahan sunset.
Minim Penerangan
Sayangnya penerangan listrik di Pulau Lemukutan ini hanya hidup mulai jam empat sore hingga jam enam pagi, setelahnya mati total.
Awang, salahseorang wisatawan mengatakan, fasilitas yang perlu dibenahi di Pulau Lemukutan mungkin penerangan listrik dan air.
“Alhamdulillah di sini nyaman, diberikan fasilitas yang enak. Semoga kedepannya lebih baik. Pemandangannya Masya Allah. Fasilitas yang perlu dibenahi mungkin penerangan listrik dan air,” ungkapnya.
Sementara itu, Tan Rahmat Kartolo, warga Pulau Lemukutan menyatakan, saat ini orang sudah mulai ramai berkunjung ke Pulau Lemukutan, tidak seperti tahun-tahun sebelumnya.
“Sekarang Suka. Dulu waktu kecil sepi, seperti tempat jin bertendang. Sekarang sudah ramai orang yang datang ke pulau setiap hari minggu. Fasilitas yang kurang seperti jalan yang banyak berlubang,” ujarnya.
(ndi)






Discussion about this post