
JURNALIS.co.id – Rivaldo, mahasiswa Universitas Panca Bhakti (UPB) Pontianak asal Kabupaten Ketapang ditemukan meninggal dunia dalam keadaan tergantung di salah kamar rumah kontrakan Jalan Mar Saimin, Kecamatan Pontianak Barat, Minggu (05/06/2022) sekitar pukul 10.15 WIB.
Korban berusia 22 tahun tersebut tinggal di rumah kontrakan bersama adik kandungnya, Maria Riska, dua kerabatnya, Mita Novela dan Siska Anjeli serta pamannya, Damin Tri Nugi. Korban menempati kamar atas sendirian, sedangkan adik kandung di kamar lantai 1.
Berdasarkan keterangan yang didapat kepolisian dari adik kandung korban dan Damin Tri Nugi, pada sore harinya Rivaldo masih berbincang dan bersenda gurau dengan penguhuni rumah kontrakan tersebut. Kemudian sekira pukul 19.00 WIB, adik korban bersama Mita Novela dan Damin Tri Nugi pergi keluar. Sehingga yang tersisa di rumah kontrakan tersebut hanya korban dan Siksa Anjeli.
Tepat pada Sabtu (04/06/2022) sekitar pukul 20.00 WIB para saksi kembali ke rumah setelah pergi keluar. Di antaranya langsung memanggil dan mengetuk kamar korban, namun tidak ada jawaban. Karena mengira korban sudah tidur, sehingga mereka tidak berani mengganggu lagi.
“Tepat pukul 22.00 WIB saksi bernama Siska Anjeli mendengar suara benda keras jatuh yang bersumber dari kamar korban. Kemudian saksi langsung menuju kamar korban untuk mengetuk dan menanyakan kepada korban untuk memeriksa apa yang terjadi, namun tetap tidak ada jawaban. Akhirnya saksi pun kembali ke kamarnya untuk tidur,” terang Kapolsek Pontianak Barat AKP Jatmiko, Minggu (05/06/2022) siang.
Dijelaskan Jatmiko, karena pada pagi harinya Rivaldo belum juga terlihat atau keluar kamar, kemudian adik korban bersama Siska Anjeli kembali memanggil serta menggedor pintu kamar korban. Lagi-lagi, tidak ada jawaban dari korban.
“Saksi atas nama Siska Anjeli mengambil meja untuk mengintip melalui ventilasi kamar korban dan melihat sudah ada seutas tali yang terjulur ke bawah, namun tidak kelihatan tubuh korban,” ujarnya.
“Kemudian pintu kamar didobrak oleh Damin Tri Nugi dan teman dari Siksa Anjeli. Ditemukan lah korban sudah dalam kondisi tergantung dengan seutas tali di dalam kamar,” sambung Jatmiko.
Mengetahui korban tewas tergantung, para saksi langsung melaporkan kejadian ini ke Mapolsek Pontianak Barat.

“Keterangan dari para saksi dan keluarga yang tinggal di kontrakan tersebut bahwa memang sehari-hari korban terbilang kepribadiannya tertutup dan tidak pernah bercerita apabila ada masalah. Namun korban dalam kesehariannya tetap berkomunikasi/bersenda gurau dengan para saksi dan penghuni lainnya, sehingga terlihat baik-baik saja,” ungkap Jatmiko.
Lanjut Jatmiko, saat dilakukan olah TKP, ditemukan di dalam kamar korban tabung gas 12 kg. Tabung gas ini diduga digunakan korban untuk melakukan aksi bunuh diri dengan memanjat. Kemudian menjatuhkan diri dari tabung gas. Sehingga membuat leher korban yang sudah terjerat tali tambang putih kecil tercekik dan tidak bisa bernapas.
‘Barang-barang milik korban yang berada ditemukan di TKP yaitu satu Unit handphone Oppo warna hitam dan sebuah dompet warna hitam berisi KTP, KTM, SIM, dan STNK Korban,” jelas Jatmiko.
Saat saksi menemukan Rivaldo sudah dalam posisi tergantung dengan mulut lidah terjulur serta ada tetesan cairan di bawah tubuh korban. Diduga pria tersebut gantung diri sekira pukul 22.00 WIB saat Siska Anjeli mendengar bunyi benda keras jatuh dari kamar korban. Diperkirakan korban sudah meninggal dunia sekira 12 jam dari pertama kali ditemukan.
Jatmiko menyatakan, bahwa hingga saat ini, pihaknya belum dapat memaastikan penyebab pasti korban diduga nekat bunuh diri. Pasalnya, keterangan dari para saksi, keluarganya di kontrakan maupun rekan-rekan korban yang datang ke lokasi bahwa Rivaldo tidak memiliki masalah apapun. Baik dalam lingkungan keluarga maupun kuliahnya.

“Di dalam handphone korban juga tidak ditemukan chat WhatsApp yang mengindikasikan penyebab korban nekat bunuh diri,” tutur Jatmiko.
Ditambahkan Jatmiko, dalam akun WhatsApp korban hanya status terakhir bertuliskan ‘Am I Someone Who Cant Be Understood’.
“Jenazah korban langsung kita bawa ke RS Anton Soejarwo Dokkes Polda Kalbar, yakni menunggu tibanya orang tua korban dari Kabupaten Ketapang,” tuntas Jatmiko. (rin)





Discussion about this post