JURNALIS.co.id – Sebanyak 120 kilogram sabu gagal beredar di Kalimantan Barat. Di mana ini terhitung dari penangkapan BNNP Kalbar periode Januari – Mei 2022.
Kepala BNNP Kalbar Brigjen Pol Budi Wibowo mengatakan dari 120 kilogram yang berhasil diamankan dari para tangan jaringan narkoba, pihaknya berhasil menangkap 16 tersangka.
“Rata-rata dari Malaysia,” katanya kepada sejumlah wartawan, Selasa (07/06/2022).
Dikatakan Budi, pihaknya saat ini terus melakukan pengejaran terhadap para mafia narkoba di Kalimantan Barat.
“Yang kita tangkap tidak hanya kurir, ada berbagai peran mereka dari jaringan peredaran narkoba ini,” ujarnya.
Dibeberkan Budi, luas wilayah perbatasan Indonesia – Malaysia di Kalimantan Barat sekitar 1000 KM. Sehingga perlu sinergitas untuk menjaga perbatasan tersebut.
“Begitu terbuka wilayah perbatasan. Data sebelumnya ada 52 jalan tikus, namun saya katakan bahwa saat ini sudah lebih dari itu, lantaran ada jalan tikus baru yang dibuat oleh para pelaku,” ungkapnya.
“Saat ini itu terdata 78 jalan tikus di perbatasan, ini hasil dari pengamatan teman-teman TNI,” sambung Budi.
Selain itu, dirinya juga mengatakan para kurir atau orang suruhan yang membawa barang haram tersebut diupah atau dibayar per kilo gramnya mulai dari Rp5-10 juta.
“Rata-rata jaringan narkoba mengunakan warga yang ada di perbatasan,” jelasnya.
Terkait kasus narkoba di Kalbar, Budi mengatakan, pihaknya tidak hanya fokus pada para tersangka kemudian mengawal hingga sampai divonis pengadilan. Melainkan juga mengejar pencucian uang dari bisnis haram yang merusak anak bangsa tersebut.
“Aliran dana dari peredaran narkoba juga kita lakukan penyelidikan dan penyidikan,” ujarnya.
Ditambahkannya, memang untuk mengungkap jaringan narkoba lintas negara tidak mudah lantaran selalu terputus antara satu dan lainnya. Mereka tidak saling mengenal, apalagi dengan pemilik barang atau aktor intelektual/mafia nakorba.
“Mereka para kurir tidak tahu di atasnya siapa. Mereka hanya mengetahui perintah melalui alat komunikasi, apalagi jaringan ini jaringan negara tetangga,” tuntas Budi Wibowo. (rin)
Discussion about this post