JURNALIS.co.id – Memiliki lahan seluas 15 hektare dengan 36 buah kolam masing-masing berukuran sekitar 600 m2, perusahaan tambak udang modern Sei Bulan menjadi salah satu terbesar di Kalimantan Barat. Perusahaan tambak ini beralamat di Jalan Ratu Sepudak, Kelurahan Sei Bulan, Kecamatan Singkawang Utara, Kota Singkawang.
“Usaha tambak udang modern ini mulai beroperasi pada tahun 2015 dengan daya listrik sebesar 131.000 VA,” ungkap Sutikno (58), Kepala operasional tambak udang Sei Bulan, Kamis (09/06/2022).
Pria asal Sidoarjo, Jawa Timur ini mengaku bahwa listrik merupakan faktor utama penggerak usaha yang dijalankan. Menurutnya, tanpa listrik yang andal aktivitas usaha akan terhenti. Sebab untuk mengatur sirkulasi udara di tambak, Ia harus mengoperasikan puluhan motor listrik yang menggerakkan kincir air, nonstop selama 24 jam penuh.
Usaha tambak udang modern ini terus berkembang, saat ini perusahaan mempekerjakan 30 orang karyawan, belum termasuk beberapa siswa magang yang berasal dari Sekolah Kejuruan Perikanan.
Masa pandemi Covid-19 kemarin tidak terlalu berdampak signifikan terhadap usaha yang dijalankan sebab hasil panennya dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan pasar internasional, seperti Singapura, Jepang, Thailand, dan beberapa negara asing lainnya.
“Dalam setiap kali panen antara masa 70 hingga 120 hari, per kolam tambak dapat menghasilkan udang siap ekspor antara 13 hingga 14 ton. Namun hasilnya tergantung dengan upaya perawatan yang dilakukan, jika perawatannya benar maka hasilnya pun bagus,” tutur Sutikno.
Ia menyebutkan bahwa kondisi kelistrikan di Kota Singkawang yang sangat kondusif dan jarang padam membuat usaha yang dijalankan dapat terus berkembang dari waktu ke waktu.
Untuk memperluas usaha dengan menambah jumlah kapasitas kolam, pada tahun 2018 pihaknya mengajukan permohonan pasang baru listrik dengan daya 240.000 VA, dan pada tahun 2020 kembali melakukan pemasangan baru listrik dengan daya yang sama, yakni sebesar 240.000 VA.
“Kualitas layanan kelistrikan di Kota Singkawang ini sangat baik, jika ada kendala atau gangguan listrik di lokasi tambak, Petugas PLN dengan sigap datang memperbaiki. Kami mengapresiasi bantuan serta dukungan PLN atas usaha yang kami jalankan, tanpa listrik PLN, dapat dipastikan usaha akan terhenti, sebab jika menggunakan mesin genset biasa produksinya akan meningkat sebesar 3 hingga 4 kali lipat,” sebut Sutikno.
Secara terpisah, Manager PLN UP3 Singkawang, Achmad Meidiansyah, mengatakan bahwa pihaknya terus berkomitmen untuk menjaga keandalan pasokan listrik agar aktivitas warga khususnya para pelaku bisnis dan industri dapat berjalan dengan aman dan lancar.
Dikatakannya, sistem kelistrikan di Kota Singkawang masuk dalam sistem kelistrikan interkoneksi Khatulistiwa, dimana beban di Gardu Induk Singkawang sebesar 52,40 MW. Daya mampu pembangkit sebesar 220 MW, sementara beban puncak kebutuhan listrik tertinggi masyarakat sebesar 92 MW.
“Dengan surplus daya listrik sebesar 128 MW, kami siap mendukung tumbuh-kembangnya iklim usaha yang ada di Kota Singkawang, Sambas dan Bengkayang. Silahkan para pelaku usaha fokus pada pengembangan usahanya, biar kami yang urus listriknya,” pungkas Meidiansyah. (m@nk)
Discussion about this post