JURNALIS.co.id – Musyawarah Kerja Kepala Sekolah Pendidikan Khusus (MKKS PK) SLB se-Kalimantan Barat berlangsung selama sehari penuh di ruang SLB Negeri 25 Kedamin Hilir Kecamatan Putussibau Selatan, Rabu (15/06/2022). Acara dibuka oleh Ngatinem Ketua MKKS PK Kalbar yang dihadiri oleh sejumlah Kepala SLB se-Kalbar.
Ngatinem Ketua MKKS PK Kalbar menyampaikan, bahwa dalam kegiatan MKKS PK Kalbar ini dihadiri sebanyak 17 kepala sekolah dan lima orangnya tidak hadir.
“Jadi untuk kami MKKS PK Kalbar ini dalam satu tahun mempunyai program jangka panjang dan jangka pendek. Artinya setiap tahun kami harus menyelesaikan program yang sudah ditetapkan bersama oleh Kepala Sekolah,” katanya.
Ngatinem mengatakan, dalam setiap tahun pihaknya mengadakan pertemuan untuk membahas berbagai program dan pertemuan pun sesuai zona. Karena letak geografis SLB yang ada di Kalbar ini jauh.
“Jadi ada zona Utara, Selatan, Barat dan Timur. Jadi zona Timur ini kita pusatkan pertemuan MKKS ini di Kapuas Hulu,” ungkapnya.
Lanjut Ngatinem, pertemuan MKKS PK Kalbar hari ini ada beberapa hal yang dibahas diantaranya mengenai lomba-lomba untuk tingkat nasional. “Kenapa lomba ini perlu dibahas karena kita tidak ada dana dari provinsi untuk menyelenggarakan seleksi. Jadi kami berinisiatif sendiri bagaimana kita membawa anak-anak kita ke tingkat nasional,” ujarnya.
Selain masalah lomba yang dibahas kata Ngatinem, pertemuan ini juga membahas soal kurikulum baru yakni kurikulum merdeka.
“Jadi sekolah yang terpilih mewakili kami kemarin itu SLB Autis Kalbar dan SLB Ginarsih. Jadi dalam MKKS ini mereka wajib menyampaikan ke kita apa ilmu yang mereka dapatkan selama ini,” jelasnya.
Kemudian di pertemuan MKKS ini kata Ngatinem, pihaknya juga membahas lomba khusus anak difabel intelektual yakni Spesial Olimpiade Indonesia (Soina).
“Jadi yang bergerak saat ini di Kubu Raya, untuk tahun ini kita mengirimkan mampu tiga cabang ke Semarang tanggal 30 Juli nanti. Ayo kita gerakkan untuk Soina ini dan saya sebagai ketua MKKS PK Kalbar ini harus saya sampaikan untuk mengangkat anak-anak difabel intelektual kita. Karena ini merupakan hak dia,” pungkasnya. (opik)
Discussion about this post