JURNALIS.co.id – Untuk mempercepat proses pemulihan mesin PLTU Ketapang, PLN menerjunkan tim yang bekerja secara bergantian nonstop selama 24 jam.
Mesin PLTU Ketapang 1 dan 2 yang merupakan pemasok utama di sistem kelistrikan Ketapang mengalami gangguan pada Rabu (15/06/2022) yang menyebabkan terhentinya operasi.
Hal tersebut berdampak pada berkurangnya daya mampu sistem kelistrikan di Ketapang dan Kayong Utara.
Manager PLN UP3 Ketapang, Vicky Reandry Faradian, menerangkan dengan terhentinya operasi PLTU, sistem kelistrikan Ketapang kehilangan pasokan daya sebesar 16 MegaWatt (MW). Hal ini berakibat defisit daya sebesar 4 MW pada siang hari dan 10 MW pada malam hari.
“Kami memohon maaf atas ketidaknyamanan pelayanan yang kami berikan. Akibat PLTU yang mengalami gangguan ini, daya mampu pembangkit kita sekarang tersisa 28 MW. Untuk itu kami melakukan penyesuaian suplai listrik kepada pelanggan, kondisi ini akan berdampak pada penyalaan bergilir di beberapa lokasi,” ujar Vicky, Kamis (16/06/2022).
Ia menegaskan bahwa pihaknya merespon cepat terjadinya gangguan PLTU ketapang dengan mengerahkan setiap fungsi dari PLN Unit Pelaksana Pembangkitan untuk penormalan PLTU dan Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan (UP3 Ketapang) untuk bergerak bersama-sama dalam mempercepat pulihnya pasokan listrik kepada pelanggan.
“Kami berupaya maksimal untuk penormalan kembali sistem kelistrikan ketapang. Saat ini Teknisi Unit Pelaksana Pembangkitan sedang melakukan investigasi dan perbaikan terhadap permasalahan di PLTU unit 1 dan 2,” tambah Vicky.
Diakuinya, sebagai upaya percepatan pemulihan mesin PLTU, tim akan bekerja secara bergantian selama 24 jam agar mesin PLTU dapat segera beroperasi, dan suplai listrik kembali normal.
“Estimasi perbaikan dan penormalan memakan waktu 1 minggu. Mohon do’a dari masyarakat, kami akan berusaha sebaik dan secepat mungkin. Semoga sistem kelistrikan Ketapang dan Kayong Utara dapat segera pulih,” pungkas Vicky. (m@nk)
Discussion about this post