JURNALIS.co.id – Sepekan terakhir harga komoditas pangan di pasar tradisional di Kabupaten Sanggau melonjak tinggi. Di antaranya, cabai dan bawang merah.
Pada Rabu (22/06/2022), harga bawang merah terpantau di pasar tradisional di dalam kota berkisar hingga Rp60 ribu per kilogram dari harga pekan sebelumnya Rp35 ribu per kilogram. Sementara harga cabai rawit dari Rp90 ribu per kilogram melonjak menjadi Rp120 ribu per kilogram.
Kepala Bidang Hortikultura Dinas Ketahanan Pangan Tanaman Pangan Hortikultura dan Perikanan (DKPTPHP) Sanggau, Soni Setiawan mengatakan tingginya harga bawang merah dan cabai akibat cuaca ekstrem. Sehingga mempengaruhi hasil panen.
“Kenaikan harga akibat curah hujan yang tinggi di daerah sentra produksi cabai dan bawang merah di Indonesia. Karena komoditas hortikultura memang sangat sensitif terhadap curah hujan tinggi, yang secara langsung berdampak kepada kualitas dan kuantitas hasil panen,” terangnya, Kamis (23/06/2022).
Dia menyebut, Kabupaten Sanggau bukan termasuk daerah sentra produksi. Sehingga alur pasar dan ketersediaan cadangan juga menjadi penyumbang penyebab kenaikan harga komoditas tersebut.
Memang, ada petani mandiri di Sanggau yang mengusahakan budidaya cabai. Namun mereka biasanya sudah memiliki kerja sama dengan penampung.
“Biasanya cabai akan keluar dari Kabupaten Sanggau terlebih dahulu baru kemudian balik lagi ke daerah kita. Ini yang kita petakan dari permasalahan kenaikan harga cabai dan bawang merah,” sebutnya.
Sebagai langkah antisipasi kenaikan harga cabai dan bawang merah, Pemkab Sanggau telah berusaha untuk mendorong petani agar mau mengembangkan komoditas tersebut. Yakni dengan cara memberikan bantuan stimulan dalam rangka pengembangan cabai dan bawang merah.
“Namun untuk tahun ini kegiatan baru dilaksanakan pada bulan Mei lalu, berupa penyaluran bantuan benih cabai untuk pengembangan di lahan seluas 20 hektar. Rinciannya, 10 hektar di Desa Sungai Mawang dan 10 hektar lagi di Desa Kenaman. Setelah itu dilanjutkan dengan paket bantuan saprodi lainnya,” kata Soni.
Tidak berhenti di situ, untuk mengantisipasi kenaikan harga pada hari besar keagamaan, DKPTPHP Kabupaten Sanggau juga sudah mengusulkan setidaknya 30 hektare untuk dapat dikembangkan yang direncanakan tersebar di enam kecamatan.
Untuk memperkuat ketahanan pangan, utamanya di desa, Soni berharap para kepala desa bisa memanfaatkan dana desa.
“Dana desa juga bisa dipakai untuk rumah pembibitan untuk ketahanan pangan di desa. Dari bibit yang dibudidayakan bisa disalurkan ke rumah-rumah warga. Kami akan melakukan pendampingan pembibitan dengan menurunkan penyuluh pertanian,” demikian Soni. (JR)
Discussion about this post