JURNALIS.co.id – Penolakan kandidat tercemar ideologi Jam’iyyatul Islamiyah (JMI) Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Kalbar muncul lagi. Sebelumnya dari PCNU Sekadau, Gus Tohidin menolak adanya kandidat berbeda ideologi dengan NU. Kali ini muncul dari KH Drs Samadikun dari Kabupaten Kayong Utara (KKU) menyatakan hal serupa.
“Saya sebagai kader pejuang NU sangat menolak kandidat Ketua PWNI Kalbar yang tercemar ideologi JMI. Alasannya, saya dan jamaah NU KKU pernah dikacau dengan ajaran JMI ini. Kandidat tercemar ideologi ini sudah batal baiat NU-nya karena sudah menjadi pemimpin JMI yang berbeda aqidah dengan NU,” tegas Samadikun yang pernah menjadi Pengurus Pusat Lembaga Pengembangan Pertanian Nahdlatul Ulama (LPPNU) Masa Khidmat 2010-2015, Minggu (03/07/2022).
Penolakan didasarkan adanya Surat Keputusan DPP Jam’iyyatul Islamiyah Nomor : Kep-006/DPP-JmI/VIII/2015 tentang Komposisi dan Personalia DPD Jam’iyyatul Islamiyah Provinsi Kalbar masa bakti 2015-2020. Dalam komposisi ini kandidat yang dimaksud PCNU Sekadau duduk sebagai Waki Ketua 1. Jelas di sini kandidat tersebut sudah tercemar ideologi JMI. Organisasi ini tidak cocok ideologinya dengan NU. Sebagai bukti, berdasarkan berita website resmi NU, nu.or.id tanggal 3 November 2007, organisasi ini dinyatakan sesat oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Jambi.
“Nah, soal penolakan kandidat dimaksud menurut saya wajar. Wajib bagi kader NU yang benar-benar bermodalkan jebolan pesantren, kader militan NU, lama mengabdi, menjaga seluruh amaliyah tradisi annahdliyah yang layak dicalonkan. Tidak boleh ada terkontaminasi dengan ideologi sesat,” ungkap Samadikun yang juga Pengasuh Pondok Pesantren Agro Barokatul Qodiri Kayong Utara.
Samadikun juga meminta pelaksanaan Konferwil PWNU Kalbar harus berjalan sesuai jadwal dan waktu yang ditetapkan. Jangan ada lagi penundaan seperti sebelumnya. Semua kader NU harus berjuang terus mencari figur-figur pas sesuai kemajuan zaman.
“Kepada pemilik suara di Konferwil, pilihlah kandidat yang benar-benar jelas rekam jejaknya untuk NU. Jangan pernah ada terkontaminasi dengan ideologi lain yang berseberangan dengan NU,” tegas Samadikun yang sedang membangun pondok pesantren baru di Punggur Kubu Raya.
Penolakan dari PCNU Sekadau tidak bisa dianggap angin lalu. Itu sebuah keinginan agar NU Kalbar bersih dari ideologi yang berseberangan dengan NU.
“Saya dan sejumlah pengasuh pondok pesantren mendukung penolakan yang dilakukan PCNU Sekadau,” tutup Samadikun. (atoy)
Discussion about this post