JURNALIS.co.id – PT Bumitama Gunajaya Agro (BGA) menggelar pelatihan vokasi budidaya perikanan air tawar terhadap puluhan warga binaan CSR PT BGA Group Region Kalbar. Kegiatan dipusatkan di tempat Pelatihan Mandiri Kelautan dan Perikanan (P2MKP) Kabupaten Ketapang, Senin (04/07/2022).
Head of Corporate Affair PT BGA Regional Kalbar, Zainal Mustafa mengatakan pelatihan perikanan air tawar merupakan satu di antara program pihaknya dalam rangka memberikan dampak positif bagi kehadiran perusahaan di tengah masyarakat.
“Pelatihan ini kita lihat penting karena potensi dari ikan ari tawar luar biasa, makanya ini kita lakukan sebagai upaya pengembangan usaha binaan perikanan yang berkelanjutan,” katanya.
Zainal menuturkan, sebelum menggelar pelatihan ini pihaknya sudah melakukan pembinaan dengan membantu bibit-bibit ikan.
“Kebetulan P2MKP mendukung, terlebih untuk kebutuhan kami di kebun per bulan 15 ton di luar masyarakat di luar area kebun. Jadi peluang mengembangkan bisnis ini sangat baik dan melalui pelatihan ini kita berharap memberikan dampak positif bagi masyarakat binaan kita,” tuturnya.
Zainal mengaku peserta pelatihan diikuti ketua-ketua kelompok binaan pihaknya mulai dari Pemahan, Sungai Melayu, Kendawangan hingga Tayap dan juga diikuti beberapa Kepala Desa.
“Nanti mereka akan membentuk kelompok baru berkolaborasi dengan pihak terkait yang aman membimbing mereka atau mendampingi selama tiga bulan,” jelasnya.
Selain itu, kata Zainal, dalam pelatihan ini diajarkan bagaimana cara membuat pakan secara ekonomis. Agar kelompok binaan semakin dimudahkan dalam hal pakan.
“Harapan kita dengan pemberian bibit hingga pelatihan ada daya ungkit ekonomi bagi masyarakat, kemudian pemenuhan gizi bagi keluarga,” ucap Zainal.
Salah satu peserta, Kadorusno, mengatakan pelatihan vokasi budidaya ikan air tawar tersebut sangat bermanfaat. Mengingat kebutuhan akan ikan air tawar cukup tinggi, sementara ketersediaan ikan, khususnya di tingkat pembudidaya masih sangat sedikit.
Kepala Desa Kayong Utara, Kecamatan Nanga Tayap ini menjelaskan, selama ini pernah ada kelompok budidaya ikan air tawar di desanya. Namun stagnan, karena tidak ada pendampingan.
“Dengan adanya pelatihan dari CSR perusahaan ini ada penguatan kapasitas. Penguatan kapasitas inilah yang diharapkan untuk keberlangsungan budidaya ikan air tawar,” katanya.
Dia mengungkapkan, untuk membantu budidaya ikan air tawar ini, pihak desa juga mengalokasikan 20 persen dari Anggaran Dana Desa (ADD) dalam rangka penguatan ketahanan pangan, salah satunya melalui budidaya ikan air tawar.
“Desa menyisihakn 20 persen dari ADD dan DD untuk ketahanan pangan. Ada tiga kelompok budidaya ikan tawar yang dibentuk tahun ini. Satu kelompok 10 orang,” ungkapnya.
Selama ini untuk memenuhi kebutuhan ikan air tawar didatangkan dari luar desa. Masyarakat yang bermata pencaharian sebagai pertani dan perkebunan, akan didongkrak dengan budidaya ikan air tawar.
“Dengan adanya budidaya ikan air tawar ini, kebutuhan ikan, khususnya di desa, minimal dapat dipenuhi tanpa mendatangkan dari luar desa,” paparnya.
Dia menambahkan, dengan adanya penguatan kapasitas ini diharapkan para kelompok budidaya ikan tawar bisa bertahan dan bisa mendongkrak perekonomian.
“Cukup terbantu dengan adanya pelatihan dan pendampingan dari BGA. Kemudian juga akan dilakukan bantuan bibit dan pakan, termasuk pendampingan berkelanjutan, khususnya pendampingan kapasitas,” ujarnya.
“Kita berharap, sebelum menggerakkan masyarakat ada peningkatan kapasitas di kita, kemudian disosialisasikan kepada masyarakat, termasuk melibatkan perusahaan sebagai motivator bahwa perikanan ini memiliki potensi perokonimian. Mengingat pangsa pasar perikanan ini cukup menjanjikan,” timpal Kadorusno. (lim)
Discussion about this post