JURNALIS.co.id. Pelabuhan Internasional Kijing di Kabupaten Mempawah yang digadang-gadang bisa bermanfaat bagi masyarakat dan menyerap tenaga kerja lokal masih jauh dari harapan.
Contohnya, untuk urusan bongkar muat di pelabuhan masih menggunakan Perusahaan Bongkar Muat (PBM) dari luar. Sementara Tenaga Kerja Bongkar Muat (TKBM) di Sungai Kunyit sudah masuk dalam grade A tidak diberdayakan dan terkesan dizholimi.
Selain itu, dari hasil reses anggota DPRD Mempawah, menemukan para pekerja yang dipekerjakan di area itu belum sepenuhnya memanfaatkan tenaga kerja lokal. Bahkan, untuk cuci piring, harus mengambil pekerja dari luar Kalbar. Hal tersebut diungkapkan Tenaga Ahli Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) DPRD Mempawah Mohrizal yang mengaku miris melihat kondisi seperti itu.
“Kita merasa miris, untuk buruhburuh kasar mestinya bisa menggunakan tenaga kerja lokal kita. Namun kita mendengar, hingga kita merasa sedih, untuk cuci piring pun orang kita di sini tidak diberdayakan harus orang dari luar,” ungkap Mohrizal ditemui beberapa waktu lalui di Ruang Fraksi PKB DPRD Kabupaten Mempawah.
Dia juga menilai Pemerintah Kabupaten Mempawah terutama Bupati Mempawah lamban dalam menyikapi masalah tenaga kerja, baik secara kebijakan, pendekatan maupun pembuatan aturan daerah.
“Mestinye tenaga kerja lokal kita bisa dipersiapakan agar punya kualifikasi untuk bekerja di pelabuhan itu. Yang terjadi sekarang, pekerja dari luar yang didatangkan, karena mereka memiliki sertifikasi,” ujarnya.
Imbuh Mantan Skretaris Daerah Mempawah ini, dengan kurang diberdayakannya tenaga kerja lokal, menjadikan kecemburuan sosial di masyarakat. Untuk menghindari itu, perlu adanya konsep yang kongkret. Berhak membuat itu adalah pemerintah daerah bagaimana menghasilkan suatu terobosan ke depan yang bermanfaat untuk masyarakat dan pemerintah kabupaten ini.
“Ke depan kita berharap tenaga kerja lokal kita dapat diberdayakan seutuhnya. Seperti untuk buruh-buruh kasar, sehingga tenga kerja kita tidak perlu pergi keluar mencari kerja seperti pergi ke Malaysia, Arab, Brunei, dan lain-lain,” pungkas Mohrizal. (afy)
Discussion about this post