JURNALIS.co.id – Anggota Komisi IV DPR RI dari Fraksi Partai Nasdem Yessy Melania menggelar pelatihan budidaya ikan air tawar di Kabupaten Sanggau. Pelatihan yang dipusatkan di Balai Penyuluh Pertanian Kecamatan Sekayam itu digelar selama dua hari, 25 – 26 Juli 2022.
Diketahui ada dua kecamatan di Kabupaten Sanggau yang berbatasan langsung dengan Malaysia, yaitu Entikong dan Sekayam. Pelatihan hasil kerja sama Yessy bersama Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) di perbatasan diikuti 100 pembudidaya ikan. Pelatihan didampingi tim pelatih dari Balai Pelatihan dan Penyuluhan Perikanan (BPPP) Tegal, Jawa Tengah dan penyuluh perikanan daerah setempat.
Pada kesempatan itu, Yessy menyerah bantuan bioflok untuk pengembangan budidaya ikan air tawar senilai Rp 200 juta kepada Yayasan Pelayanan Kasih Bagi Negeri. Selain itu, legislator Senayan Dapil Kalbar II ini juga menyerahkan bantuan mesin pakan ikan senilai Rp 140 juta kepada Kelompok Rosela.
Tampah hadir mendampingi Yessy, anggota DPRD Kabupaten Sanggau dari Fraksi Partai Nasdem di antaranya Andreas Sisen dan Bambang Joko Winayu. Hadir pula Wakil Ketua Bidang Hubungan Legislatif DPD Partai Nasdem Kabupaten Sanggau Andreas Herwan Susilo dan Wakil Sekretaris Bidang Ideologi, Organisasi dan Kaderisasi DPD Partai Nasdem Kabupaten Sanggau Uly Ulfa Munawaroh.
“Pelatihan budidaya ikan air tawar ini adalah bentuk komitmen dan keseriusan pemerintah pusat, Kementerian Kelautan dan Perikanan bekerjasama dengan Komisi IV sebagai mitranya di pusat, untuk memastikan sektor perikanan di Indonesia tidak boleh terancam punah. Kita harus tetap eksis, karena potensi perikanan di Indonesia luar biasa,” kata Yessy, Senin (25/07/2022).
Legislator Nasdem Dapil Kalbar II ini menyebut, Sanggau memang tidak memiliki laut. Karena itu pada setiap rapat kerja bersama mitra kerja di Komis IV, dirinya sering menyuarakan agar prioritas KKP juga harus dibagi ke sektor perikanan air tawar, tidak melulu bicara perikanan laut.
Menurut Yessy, pasokan ikan laut tidak selalu tersedia. Karena bergantung musim, belum lagi akibat cuaca buruk. “Kalau kita lihat fenomena, rumah makan seafood di Pontianak misalnya, tidak bisa mereka menyiapkan setiap hari makanan-makanan laut itu selalu ada. Biasanya tergantung musim, belum lagi kita bicara akibat anomali cuaca yang berdampak pada hasil tangkapan nelayan,” ujarnya.
Yessy berharap, ikan air tawar bisa menjadi alternatif ketika makanan-makanan laut itu tidak tersedia. “Habitat ikan itu tidak hanya di laut, tetapi di sungai besar, sungai kecil dan Sanggau punya potensi yang besar,” ucapnya.
Yessy menyadari bahwa mindset masyarakat, ikan-ikan impor begitu diminati. Seperti ikan salmon yang dianggap memiliki banyak kandungan gizi dan vitamin. “Kalau orang bicara ikan salmon seolah-olah segalanya lah, sumber vitamin di situ, untuk kecantikan di situ. Padahal kalau mau jujur, ikan lele tidak kalah dari ikan salmon. Juga banya kandungan nutrisi dan gizinya,” katanya.
Kembali bicara budidaya ikan air tawar, Yessy berpesan agar para pembudidaya di Sanggau dapat memanfaatkan potensi dan peluang yang ada. Termasuk dalam upaya memenuhi kebutuhan pasar lokal.
Pelatihan ini, diharapkan dia dapat memacu semangat para pembudidaya ikan dan menularkan ilmu-ilmu yang didapat selama pelatihan kepada kelompok lain yang belum bisa hadir karena memang undangan terbatas.
Bantuan dari pemerintah, dikatakan Yessy, sifatnya stimulus. Sebagai langkah awal yang diharapkan nanti dapat dimaksimalkan untuk bisa maju dan mandiri. “Untuk menggerakan sektor perikanan, kita harus saling bergandengan tangan. Harus ada peran aktif dari multi sektor dan multi aktor untuk mengembangkan ini semua. Karena masyarakat pembudidaya ikan tidak mungkin bisa bergerak sendiri tanpa dukungan dari pemerintah, stakeholder, DPRD dan lainnya,” pungkasnya. (JR)
Discussion about this post