JURNALIS.co.id – Anggota DPRD Kalbar, Heri Mustamin dipercaya memimpin Komisi V DPRD Kalbar. Heri menggantikan rekannya sesama Fraksi Partai Golkar, Edy R Yacoeb yang sebelumnya menjabat Ketua Komisi Pendidikan dan Kesehatan tersebut.
Heri sebelumnya merupakan Anggota Komisi I DPRD Kalbar. Pergantian Alat Kelengkapan Dewan (AKD) ini, kata Heri merupakan hal yang lumrah terjadi.
“Perombakan AKD ini lumrah terjadi, jadi tidak ada yang perlu digaris bawahi dalam hal ini,” katanya, Kamis (28/07/2022).
Menurut Heri, Komisi V menyangkut bidang Kesejahteraan Masyarakat Kalbar. Cakupannya di bidang pendidikan, kesehatan, pemuda, olahraga, pariwisata, keagamaan dan ketenagakerjaan.
“Kami akan fokus. Mitra-mitra di komisi sejenis juga cukup banyak. Waktu singkat ini akan lakukan pendalaman ke dinas-dinas,” katanya.
Di Dinas Pendidikan, misalnya, Komisi V merasa perlu mengevaluasi penerimaan siswa baru tahun 2022/2023 ke depan. Bagaimana mekanisme penerimaan siswa baru jalur zonasi, prestasi, afirmasi, dan disabilitas.
“Perlu koreksi juga jalur zonasi penghitung jarak. Bagaimana di dalam satu kawasan, tetapi lembaga pendidikan SMA/SMK tidak ada. Jalan keluarnya harus ada. Jangan hanya siswa-siswi sekitar sekolah,” ucap dia.
Persoalan lain menjadi urusan wajib pemprov, tentu ketersediaan APBD dalam bidang pendidikan. Bagaimana pelaksanaan anggaran dana bantuan pusat seperti DAK. Tahun sebelumnya banyak DAK tak terealisasi di Dinas Pendidikan Kalbar. Banyak hal juga terjadi di dinas.
“Seperti cucuk cabut personel. Akhirnya masa lelang, seperti ada ketidaksiapan sumber daya di sana. Apalagi sebentar-sebentar diganti. Penganti juga tak siap,” katanya.
“Komisi V merasa perlu memberikan sumbang saran dan kritikan kepada kepala daerah,” timpal Heri.
Di bidang kesehatan, Komisi V akan fokus berkaitan pandemi Covid-19 yang sudah turun, tetapi belum tuntas. Selanjutnya bagaimana rumah sakit-rumah sakit tuntas dengan program-programnya. Ini akan menjadi pekerjaan Komisi V ke depan.
Soal kepemduaaan olahraga dan pariwisata, Komisi V merasa bahwa olahraga dari tahun ketahun mengalami turun. Memang Kalbar punya KONI, sebagai ujung tombak pembinaan olahraga di Kalbar.
Tentunya erat kaitannya dengan prestasi dan anggaran minim. Mana mungkin tercipta prestasi bagus, kalau anggaran tidak maksimal.
“Kami akan dorong meningkatkan porsi anggarannya. Juga akan kita evaluasi, ke depan bagaimana anggaran tersebut dipakai,” ujar dia.
Hal lainnya adalah bagaimana mencari terobosan di tengah anggaran minim, tetapi prestasi bisa membanggakan. Sebab bisa juga keterbatasan APBD Kalbar yang mencakup semua hal, urusan olahraga semacam terpinggirkan. Heri meminta KONI harus berpikir. Tidak boleh semata-mata menunggu dana APBD saja.
“Bagaimana membuat terobosan, tentunya dengan aturan benar. Bisa saja mencari cara meningkatkan prestasi menjalin kerjasama dengan pihak ketiga. Bisa saja lewat terobosan SK atau Pergub ke pihak ketiga. Bank Kalbar, salah satunya,” ujarnya.
Harus diakui sebagai bank kebanggaan daerah dan memberikan PAD bagi Pemprov Kalbar, keterlibatan Bank Kalbar pada cabang olahraga (Cabor) unggulan dan berprestasi perlu dilakukan. Ini juga berlaku untuk kerjasama dengan pihak-pihak lainnya.
“Jangan hanya waktu seremoni. Tetapi kesimbangunan kerja sama justru tidak terjadi,” pungkas Heri. (lov)
Discussion about this post