JURNALIS.co.id – Peningkatan angka pengangguran di Kota Singkawang memiliki pengaruh besar terhadap tingginya stunting. Mengingat untuk memenuhi kebutuhan gizi dan pola hidup sehat sangat erat kaitannya dengan perekonomian masyarakat.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Singkawang persentase angka pengangguran pada tahun 2018 mencapai 7,88 persen. Tahun 2019 sempat turun jadi 6,44 persen. Namun tahun 2020 pengangguran di Kota Singkawang kembali meningkat sebesar 8,78 perse. Angkanya terus meningkat pada tahun 2021 hingga mencapai 9,16 persen.
Kepala Dinas Kesehatan dan Keluarga Berencana (Dinkes-KB) Kota Singkawang, dr Alexandre mengatakan peningkatan stunting sangat erat kaitannya dengan faktor ekonomi.
“Setiap kita bicara tentang stunting, jadi kita bicara tentang asupan makanan, asupan gizi. Kalau kita bicara asupan gizi semua itukan ujung-ujungnya ke ekonomi,” katanya, Selasa (09/08/2022).
Menurut Alexandre pengaruh terbesar dalam peningkatan stunting disebabkan oleh ekonomi masyarakat. Kendati demikian, rendahnya pengetahuan masyarakat terhadap tata cara pola asuh yang baik juga mempengaruhi angka stunting. Oleh karena itu, pentingnya dilakukan pendampingan dan penyuluhan terhadap pasangan yang baru menikah.
“Pasti efek terbesar itu. Nomor satu itu pasti masalah ekonomi. Tapi tidak menutup kemungkinan orang yang ekonominya baik itu terjadi Stunting, karena pola asuhnya tidak baik. Seperti asi eksklusif tidak diberikan, sehingga bayinya itu sering terjadi infeksi yang menggangu pertumbuhan dan perkembangan otak,” terangnya.
Alexandre berharap masyarakat mengikuti segala program yang dikeluarkan pemerintah dalam rangka mencegah stunting. Pasalnya, berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah secara gratis untuk menciptakan hidup yang lebih sehat.
“Makanya pemerintah giatkan imunisasi. Pokoknya kalau balita itu harus lengkap imunisasinya, supaya selama awal kehidupannya tidak terjadi infeksi, tidak terjadi penyakit. Nah, dia bisa tumbuh sehat,” pungkas Alexandre. (gun)
Discussion about this post