JURNALIS.co.id – Ratusan Santri dan Alim Ulama berkumpul menggelar agenda Istighosah Kubro dengan tema ‘Mengetuk Pintu Langit Memohon Keberkahan dan Keselamatan Bagi Nahdlatul Ulama Kalimantan Barat’, Kamis (11/08/2022) bertempat di Pondok Pesantren Darunna’im, Jalan Ampera, Kota Pontianak.
Hadir dalam kegiatan tersebut Pengasuh Al-Habib Zakky Bin Yahya yang juga Wakil Rois Suuriyah PWNU Kalbar 2017-2022, Al-Habib Abdullah Bin Ridho Bin Yahya, KH. Drs. M. Faisol Maksum Rois Syuriah PCNU Ketapang, KH. Masraie Rois Syuriyah PCNU Kayong Utara, H. Kaharudin, S.Ag, H. Asy’ari, S.Ag, para pimpinan majelis sholawat dan zikir, serta para nahdliyyin di Kalimantan Barat.
Pengasuh Pondok Pesantren Darun Na’im Pontianak Al-Habib Ahmad Zakky Bin Yahya menyampaikan bahwa kegiatan ini diselenggarakan sebagai bentuk kepedulian warga Nahdliyin se-Kalbar terhadap situasi yang dihadapi NU Kalbar saat ini.
“Kami menyampaikan ucapan terimakasih kepada para Kyai dan Habaib yang telah menjadikan ponpes Darun Naim sebagai tempat terselenggaranya kegiatan Istighosah Kubra ini yang dirangkai dengan kegiatan pembacaan Maulid yang menjadi agenda rutin ponpes setiap malam Jumat,” ujarnya.
Dalam kesempatan tersebut dirinya menyampaikan bahwa Nahdlatul Ulama sebagai organisasi keagamaan berbasis Ahlu Sunnah Wal Jamaah tidak bisa dilepaskan dari pondok pesantren. Hal ini karena NU lahir dari para muassis yang merupakan pengasuh pesantren dan selalu menjaga hubungan erat dengan pesantren.
Ia juga menyampaikan bahwa para ulama NU sudah terbiasa berbeda pendapat dan pandangan. Perbedaan pendapat tidak lantas menjadikan umat berpecah belah karena ulama NU senantiasa mengedepankan kemaslahatan dan kepentingan umat dengan penuh rahmah.
“Jangan sampai hal-hal yang tidak bermanfaat dan dapat merusak organisasi NU itu terjadi. Mari kita dukung dan taati arahan ulama-ulama kita,” ujarnya.
Dalam konteks Kalimantan Barat dirinya berharap bahwa kepemimpinan NU Kalbar dapat menghadirkan sosok pemimpin yang mengutamakan kepentingan bersama NU dan umat Islam di Kalbar di atas kepentingan kelompok dan dirinya sendiri.
“Hadirkan pemimpin NU yang bisa memberikan menjadi tauladan dalam mengamalkan ahlussunnah wal jama’ah, yang dekat dengan pondok pesantren, pemimpin yang mampu menciptakan rasa aman, damai, dan persatuan di bumi khatulistiwa,” ujarnya. (m@nk)
Discussion about this post