
JURNALIS.co.id – Adanya kegiatan Business Matching atau Program Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN), Pemerintah Kabupaten Kubu Raya terus berkomitmen belanja untuk produk dalam negeri. Khususnya UMKM, terutama untuk memenuhi kebutuhan di daerah.
“Karena produk dalam negeri, cukup tinggi lebih dari 50 persen. Kita di Kubu Raya akan terus lakukan percepatan, karena agenda ini berkomitmen percepatan sekaligus juga berupaya bagaimana sama- sama menekan implasi,” kata Bupati Kubu Raya Muda Mahendrawan saat menghadiri acara Business Matching tahap IV di Bali Nusa Dua Convention Center, Kamis (06/10/2022).
Muda mengatakan strateginya dilakukan dengan cara yang tepat. Contoh kecil menekan angka inflasi dengan pembagian bibit cabai.
“Kalau pembagian sembako itu, sifatnya sebentar, tapi kalau pembagian bibit cabe ke rumah tangga yang lengkap dengan pupuk dan polibag, sekaligus edukasi, karena ibu-ibu atau rumah tangga itu, terutama yang banyak lahan, itu bagian dari upaya menekan inflasi. Insyaallah dalam waktu dekat kita bagikan bibit cabe ini dengan masif,” katanya.
Dia menambahkan, untuk belanja dalam negeri, pihaknya berupaya, karena banyak produk lokal yang akan didaftarkan dengan tambahan di MbizMarket. Misalnya kebutuhan prasarana sederhana, seperti kebutuhan mebeler dan lain sebagainya.
“Yang lokal kita banyak dan bisa bikin, seperti produk lokal, misalnya seperti beras, besek, kerajinan, ekonomi kreatif, itu juga sudah banyak yang bikin. Dan itu komitmen memang sudah jelas, dari sejak awal, kita memperkuat ekonomi kreatif, termasuk UMKM yang merupakan produk lokal harus kita perkuat dan tingkatkan, agar pengangguran berkurang,” ucapnya.
Dengan adanya Program Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN), Muda menambahkan, pihaknya juga sudah menjalankan perbup, dibuat terkait dengan produk ekonomi kreatif yang digunakan oleh ASN.
“Karena bagaimanapun produk UMKM, hampir 100 persen dari dalam negeri. Kalaupun ada atau campur, itu biasanya teknologi, seperti laptop dan alat- alat teknologi linga. Yang pasti UMKM itu, kebawah atau mikro rata- rata lokal semua dan nanti akan dilakukan dan diperkuat,” ungkapnya.

Bupati Muda juga berharap, akan mempercepat angka pengangguran, khususnya di kalangan anak- anak muda yang paling penting, sekaligus memperkuat daya beli masyarakat.
“Yang penting masyarakat tak nganggur. Kalau masalah adanya penyesuaian, seperti kenaikan atau penyesuaian BBM kalau masyarakat tetap produktif, itu akan tetap tak terlalu berpengaruh. Tinggal bagaimana harga- harga yang sifatnya sulit itu kita perkuat, misalnya seperti contoh budidaya ikan, kita subsidi juga bagi pelaku- pelaku mikronya dan memperkuat hasil produksi dari UMKM,” harapnya.
Dia berkomitmen untuk mengkampanyekan program bangga buatan Indonesia. Termasuk mengangkat produk-produk lokal untuk dikenal secara luas, baik secara nasional maupun internasional dengan memanfaatkan teknologi seperti e-katalog atau Mbizmarket.
Sementara Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi mengatakan, Business Matching ini merupakan forum sharing yang mempertemukan Pemerintah Daerah dengan produsen barang dalam negeri agar membelanjakan barang-barang produksi dalam negeri untuk memenuhi kebutuhan daerah.

“Kegiatan Business Matching ini tidak akan berhenti di Bali. Ini merupakan kick of komitmen, dimana seluruh Kementerian/Lembaga, BUMN dan Pemda sudah menandatangani komitmennya untuk belanja produk dalam negeri,” ujarnya.
Menko juga menuturkan bahwa seluruh daerah harus kompak dalam pelaksanaan program bangga buatan Indonesia ini.
“Ketika kita kompak, bersama dan bergandeng tangan, tentunya kita akan bisa mengatasi inflasi dan menghapus kemiskinan di negara ini, Kedepan seluruh teman-teman Gubernur dan Bupati/Walikota agar bisa melaksanakan belanja produk lokal melalui e-katalog,” ujar Luhut. (sym)





Discussion about this post