JURNALIS.co.id – Sebanyak empat Dosen UNU Kalbar melakukan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) di Desa Tunggal Bakti Kecamatan Kembanyan Kabupaten Sanggau, September 2022 lalu. Di desa ini mereka melakukan diskusi bersama petani mencari solusi persoalan karet rakyat.
Keempat dosen tersebut adalah Nidya Ramdhani, Marisa Meiratania, Didik, dan Ida Rustiani. Mereka tergabung dalam Prodi Agribisnis Fakultas Pertanian UNU Kalbar. Sejumlah mahasiswa dari Prodi Agribisnis ikut mendampingi para dosen tersebut. Diskusi dengan para petani itu dilakukan di Balai Penyuluhan Pertanian dan Kantor Desa Tunggal Bakti.
“Kabupaten Sanggau merupakan kabupaten penghasil karet terbesar di Kalbar. Kecamatan penghasil karet terbesar yakni Kecamatan Balai dan Kembayan. Di Kecamatan ini ada beberapa permasalahan terkait usaha tani karet seperti harga jual, kualitas dan kontinuitas produksi, kelembagaan petani dan yang paling dirasakan masyarakat adalah alih fungsi lahan,” kata Ketua PKM Prodi Agribisnis Faperta UNU Kalbar, Nidya Ramdhani Putri di kampusnya, Selasa (15/11/2022).
Selain itu, lanjut Nidya, alih fungsi lahan yang dilakukan petani diantaranya dari komoditas karet ke sawit atau lainnya, jadi persoalan. Dengan permasalahan ini Tim PKM mencoba melakukan diskusi bersama terkait permasalahan ini dan mencoba bersama-sama mencari solusinya.
“Para petani rata-rata adalah petani karet. Ada juga para penampung karet serta aparat. Kita mencoba menampung aspirasi mereka dan mencari solusi terhadap persoalan karet rakyat,” jelas Nidya.
Salah satu penyuluh lapangan Kecamatan Kembayan, Hamta Purnomo menyatakan, kegiatan diskusi seperti ini sangat baik. Tujuannya agar petani dan penyuluh dalam hal ini memawakili pemerintah bisa menampung segala aspirasi petani. Dengan terkumpulnya aspirasi itu nanti bisa merumuskan solusi dari permasalahan karet saat ini.
Sementara itu, Wiji, Kepala Desa Tunggal Bakti mengatakan, kegiatan diskusi ini sangat bermanfaat untuk memberikan solusi dari permasalahan karet di desanya. Hal ini terutama terkait peningkatan ekonomi masyarakat desa melalui pembangunan pertanian. Kemudian, melalui kebijakan APBDes yang kedepannya lebih ke arah pemberdayaan masyarakat.
Dari Hasil Diskusi ini Tim PKM Prodi Agribisnis menyimpulkan, perlu sinergi antara akademisi, petani, swasta (perusahaan) dan pemerintah terkait kebijakan pembangunan karet. Di tingkat petani perlu adanya sebuah kelembagaan yang bisa mewadahi petani untuk memasarkan hasil karet. Dengan lembaga ini karet memiliki nilai tawar yang baik. Selain itu, juga petani harus bisa menjaga kualitas dan kontinuitas produksi karetnya.
Dipihak Akademisi bisa melakukan kajian untuk meningkatkan produksi, produktivitas dan efisiensi usahatani karet. Di pihak swasta dalam hal ini pabrik karet perlu melakukan sosialisasi kepada petani mengenai standar kualitas karet. Standar itu harus sesuai pasar agar mempermudah proses pengolahan karet di pabrik. Dengan standar ini petani bisa mendapatkan harga yang baik. Di pihak pemerintah perlu ditingkatkannya intensitas penyuluhan perkebunan, program peremajaan karet dengan menggunakan benih unggul.
“Kita berpesan kepada petani agar tetap merawat dan menjaga kebun karet. Karena karet masih memiliki prospek yang baik di masa depan yang akan kembali kepada masa kejayaannya. Ini bisa dilihat dari pertumbuahan industri otomotif yang semakin pesat setiap tahunnya yang sebagian besar masih tergantung dengan karet alam,” tambah Didik dosen Prodi Agribisnis Faperta UNU Kalbar. (m@nk)
Discussion about this post