JURNALIS.co.id – Dewan Pendidikan Provinsi Kalimantan Barat menggelar diskusi bersama awak media mengangkat tema ‘Refleksi 2022 dan Outlook 2023’ di ruang rapat Dewan Pendidikan, Jalan Sultan Syahrir, Kota Pontianak, Kamis (15/12/2022) pagi. Bermacam isu dibahas, antara lain berfokus kepada Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kalbar tahun 2023.
Dunia Pendidikan dan Kebudayaan di Provinsi Kalimantan Barat setidaknya menghadapi tiga tantangan atau masalah yang kompleks. Yaitu, faktor gografis, sumber daya manusia (SDM) dan kebijakan kurikulum.
Ketua Dewan Pendidikan Kalbar, Muhammad Ali mengatakan bentang alam yang luas menjadi kendala dalam pemerataan pelayanan pendidikan di daerah. Hal ini berdampak pada penyebaran tenaga kependidikan yang tidak merata di sebuah wilayah.
“Penyebaran sarana dan prasarana pendidikan, seperti sekolah dan penunjang pendidikan, rentang kendali dan koordinasi yang terbatas karena faktor alam seperti daerah yang terisolir karena infrastruktur jalan yang belum memadai, sehingga informasi terkini tentang pendidikan menjadi terhambat,” terangnya kepada awak media usai diskusi.
Untuk faktor SDM dapat dilihat dari dua aspek. Pertama, kuantitas. Kekurangan jumlah tenaga kependidikan yang memenuhi kualifikasi tenaga kependidikan menjadi faktor permasalahan pendidikan di Kalbar.
Kedua, kualitas. Daerah yang terisolir sangat rentan akan kekurangan tenaga kependidikan yang sesuai kualifikasi pendidik dan jenjang kependidikan strata satu sesuai amanat Undang-Undang Nomor 20 SISDIKNAS Tahun 2003 dan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.
“Ketiga, faktor kebijakan dan kurikulum. Faktor ini sangat penting dalam menentukan arah kebijakan pendidikan nasional. Perubahan kurikulum yang begitu cepat, sehingga sekolah di daerah masih belum mengoptimalkan implementasikan kurikulum,” bebernya.
Dikatakan Ali, tiga faktor tersebut berkontribusi besar dalam IPM Kalbar dari sektor pendidikan. Tahun 2022, IPM Kalbar terbilang rendah karena berada di urutan 29/30 dari 34 provinsi di tanah air dengan nilai 68,63. Sedangkan nasional rata-rata sudah di atas 70.
“Tentu banyak perbaikan dan kemajuan dibanding tahun-tahun sebelumnya, namun juga masih banyak hal-hal di bidang pendidikan dan kebudayaan yang harus dibereskan, diselesaikan agar IPM Kalbar, khususnya dari sektor pendidikan dapat meningkat,” pungkas Ali. (atoy)
Discussion about this post