JURNALIS.co.id – Peran Aparatur Sipil Negara (ASN) harus menjadi agen pembangunan dan pelopor pelayanan di masyarakat. Terutama pembangunan di bidang pemberdayaan perempuan yang merupakan bagian integral dari pembangunan nasional yang berkelanjutan.
“Seperti kegiatan sosialisasi ini dilakukan bertujuan untuk meminimalisir ketidak ikut serta para ASN perempuan dalam pesta demokrasi tahun depan,” kata Sekretaris Daerah Kubu Raya Yusran Anizam saat membuka Sosialisasi Peningkatan Partisipasi Perempuan di Bidang Politik pada ASN di Lingkungan Pemkab Kubu Raya, Selasa (23/05/2023) di aula praja utama Kubu Raya.
Karena, kata Yusran, suara perempuan sangat berpengaruh untuk menentukan arah pembangunan yang akan datang.
“Upaya tersebut telah menjadi komitmen dan kemajuan politis yang kuat dari pemerintah,” ujarnya.
Yusran menuturkan berbagai kebijakan, strategi, program serta kegiatan telah ditempuh guna mewujudkan kesetaraan dan keadilan gender. Program pemberdayaan perempuan diarahkan untuk mengembangkan dan mematangkan berbagai potensi yang ada pada diri perempuan yang memungkinkan dirinya dapat memanfaatkan hak dan kesempatan yang sama dengan laki-laki terhadap sumber daya pembangunan.
“Kegiatan hari ini saya pandang sangat perlu, dimana ASN perempuan akan diberikan sosialisasi tentang peranan perempuan di dalam pesta demokrasi tahun depan,” ucapnya.
Yusran mengatakan pemilihan umum sudah menjadi agenda rutin lima tahunan. Para ASN perempuan diberi kesempatan berperan aktif untuk mensukseskan.
“Pemilu akan dilaksanakan serentak tahun 2024 mendatang di Indonesia, termasuk di Kabupaten Kubu Raya akan melaksanakan pemilihan Presiden, Gubernur, Bupati dan Legislatif,” ucapnya.
Para ASN sebagai perempuan mandiri dan cerdas dan harus ikut menentukan nasib daerahnya untuk lima tahun mendatang. ASN dituntut untuk menjalankan amanahnya sebagai abdi negara yang bekerja semata-mata demi kesejahteraan rakyat.
“ASN memiliki hak pilih yang asasi, jangan sampai ASN golput, sebab akan menodai demokrasi dan kualitas pemilu. Meskipun golput atau tidak memilih merupakan sebuah pilihan, akan tetapi ASN yang peduli dengan daerahnya tentu lebih memilih untuk tidak golput,” pintanya.
Sebagai perempuan, lanjut Yusran, ada tiga hal penting harus terlibat di dalam pemilihan. Di antaranya suara perempuan sangat berpengaruh, menjadi warga negara yang baik, dengan ikut berpartisipasi dalam agenda lima tahunan.
“Terakhir, informasi terbuka lebar, dengan mengakses banyaknya informasi terkait bakal calon pemimpin,” sebutnya.
Yusran menyatakan dampak dari golput atau tak ikutnya peran serta para perempuan di dalam agenda lima tahun, tidak terdukungnya program pemerintah yang cukup efektif karena kurangnya minat dari masyarakat.
“Dengan kegiatan ini, diharapkan bisa membuka wawasan para ASN dalam partisipasi pada pesta demokrasi,” harap Yuaran. (sym)
.
Discussion about this post