JURNALIS.co.id – Wakil Ketua DPRD Kalbar, Syarif Amin Muhammad menyebut, konflik antara nelayan cumi di Kalimantan Barat dengan kapal cantrang asal Jawa Tengah sudah berlangsung lama.
Sebelumnya diketahui telah terjadi konflik antara nelayan Kalbar dan nelayan Jawa Tengah yang berujung terjadinya pembakaran kapal nelayan. Salah satu penyebab konflik, kata Amin, karena peralatan kapal dari nelayan asal Jawa yang cenderung lebih canggih. Tak sebanding dengan kapal nelayan Kalbar. Kondisi ini menyebabkan nelayan Kalbar terganggu.
Amin memahami psikologis nelayan lokal yang merasa terganggu dengan kehadiran nelayan luar. Sebab, mereka sudah masuk di wilayah perairan Kalbar. Sementara kapal mereka cenderung lebih canggih. Tak sebanding dengan kapal nelayan lokal.
“Saya bukan membela sudah sering mereka masuk ke wilayah Kalbar, sementara kapal mereka canggih, kapal ikan nelayan kita di bawah mereka,” terangnya, Jumat (23/06/2023).
Amin bilang, seharusnya nelayan luar punya etika, minimal kerja sama dengan nelayan lokal. Jika sudah diingatkan untuk tak mendekat mestinya memahami.
Walau demikian, Amin juga tidak membenarkan aksi spontanitas pembakaran kapal nelayan yang dilakukan nelayan lokal. Namun, aksi itu dilakukan nelayan diduga karena sudah kesal.
Untuk itulah, Dinas Kelautan dan Perikanan diminta memberi perhatian atas persoalan ini. Perkuatan nelayan lokal mesti dilakukan, termasuk membuat regulasi agar konflik seperti ini tak terjadi lagi.
“Bagaimana nelayan kita sama dengan Jawa ketika masuk di sini tak ada masalah,” terangnya.
Di sisi lain, Dinas Kelautan dan Perikanan diharapkan mencari solusi untuk peningkatan kesejahteraan nelayan. Misalnya saja, dengan bantuan kapal kepada kelompok nelayan. Sebab, saat ini kesejahteraan nelayan masih memprihatinkan.
“Sampai saat ini kesejahteraan nelayan masih jauh dari harapan. Mereka kerja yang kaya hanya pemodal,” pungkas Amin. (lov)
Discussion about this post