Di Usia 16 Tahun, Kubu Raya Harus Bertransformasi Lebih Cepat

JURNALIS.co.id – Memasuki usia 16 tahun, Pemerintah Kabupaten Kubu Raya harus terus berupaya untuk bertransformasi lebih cepat. Demikian disampaikan Bupati Kubu Raya Muda Mahendrawan saat memberi sambutan pada acara Ramah Tamah Peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-16 Kabupaten Kubu Raya di Aula Praja Utama Kantor Bupati, Senin (17/07/2023).

“Dari yang jauh menjadi dekat, dari yang tidak bergerak menjadi bergerak, dari yang tidak terakses kebijakan menjadi terakses kebijakan, dari daerah yang tidak berdaya menjadi berdaya, dari yang terjadi kesenjangan menjadi sesuatu yang memberi perbaikan kesenjangan, dari yang sulit menjadi jauh lebih mudah. Dan yang lebih penting, dari yang selalu cemas dan resah menjadi bahagia,” kata Bupati Muda.

Muda mengatakan tujuan dan langkah transformasi tersebut terus menjadi fokus Pemkab Kubu Raya. Semuanya harus mendarat pada hal-hal yang menyangkut kehidupan setiap rumah tangga.

“Ini yang selalu kita tanamkan. Untuk itu, slogan ‘Dari Kubu Raya untuk Indonesia’ sejak 2008 silam bukan bermaksud untuk gagah-gagahan, bukan untuk kepentingan pencitraan, namun ingin menancapkan keindonesiaan sebagai modal sosial kita,” ujarnya.

Kesadaran akan heterogenitas di Kubu Raya, kata Bupati, harus terus terbangun dari generasi muda. Karena hal itu adalah modal sosial yang luar biasa di Kubu Raya. Ia menyebut, Kubu Raya mempunyai beban yang cukup besar pada saat baru terbentuk sebagai daerah otonom baru.

“Slogan itu juga ingin menancapkan pemahaman bahwa Kubu Raya hadir jangan jadi beban bagi negeri ini. Kita harus punya tekad yang sama, Kubu Raya hadir harus jadi bagian yang penting dan berupaya menghasilkan sesuatu yang produktif serta berkontribusi besar bagi republik ini, melalui ide, kebijakan, inovasi, dan terobosan yang bisa memberikan dampak. Dan yang terpenting adalah menghindari pembiaran-pembiaran,” terangnya.

Di usia ke-16 tahun, lanjut Muda, seluruh pemerintahan desa di Kubu Raya juga harus terus memperkuat langkah-langkah dengan inovasi. Karena desa adalah jangkar-jangkar yang harus punya fondasi kuat.

“Inovasi yang kita lakukan bukan untuk gagah-gagahan, namun berdampak manfaat,” pungkas Muda. (sym)