JURNALIS.co.id – Siapa yang tidak mengenal Pasar Hongkong Singkawang, salah satu ikon wisata yang cukup populer di Kota Singkawang. Seratusan lebih pelaku UMKM mengadu nasib, mengais cuan dengan berjualan aneka kuliner di pasar tradisional yang sudah ada sejak puluhan tahun yang lalu.
“Pasar Hongkong ini semakin ramai dikunjungi pada malam hari. Alhamdulillah, listrik PLN banyak membantu kami dalam menjalankan usaha,” kata Yuniar (32), warga Roban yang berjualan nasi goreng, Rabu (20/07/2023).
Diakuinya, dalam sehari berjualan, dirinya dapat meraih keuntungan sekitar 1 juta rupiah. Pendapatannya semakin banyak di hari libur atau weekend, bisa lebih dari 2 juta rupiah.
Selain lampu warna-warni yang membuat kawasan Pasar Hongkong ini menarik untuk dikunjungi, PLN juga menyediakan beberapa SPLU yang dapat pergunakan oleh pedagang untuk mendapatkan akses listrik dengan mudah.
“Kondisi kelistrikan di Kota Singkawang dan sekitarnya sangat kondusif, listrik jarang sekali padam, sehingga usaha kami dapat berjalan dengan lancar dan terus berkembang,” ujar Yuniar.
Hal senada juga diungkap Bahri (28), pria lajang yang berjualan aneka minuman segar dan makanan ringan di Pasar Hongkong. Menurutnya, kualitas listrik yang andal merupakan salah satu faktor utama yang dapat mendorong pertumbuhan usaha pelaku UMKM seperti dirinya.
“Peralatan berjualan yang saya pergunakan rata-rata menggunakan listrik PLN. Untunglah kondisi listrik di Kota Singkawang ini sangat kondusif, sehingga usaha saya pun semakin lancar,” kata Bahri.
Bahri menyebutkan, dalam sehari dia bisa meraup keuntungan sekitar 1 hingga 2 juta rupiah. Pendapatannya semakin meningkat jika hari libur atau diakhir pekan.
Sementara itu, General Manager PLN UID Kalbar, Wahyu Jatmiko, mengatakan bahwa pihaknya terus berkomitmen mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat khususnya para pelaku UMKM dengan menghadirkan listrik yang andal dan berkualitas.
“Suatu kebanggaan bagi kami jika mampu menghadirkan listrik yang andal dan berkualitas sehingga mampu mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat khususnya usaha para pelaku UMKM,” ujar Jatmiko.
Ia menyebutkan, sistem kelistrikan interkoneksi Khatulistiwa sangat kondusif dimana daya mampu mesin pembangkit sebesar 661 MW sementara kebutuhan listrik masyarakat tertinggi sekitar 471 MW.
“Dengan surplus daya di sistem kelistrikan Khatulistiwa sebesar 190 MW, kami siapkan melayani kebutuhan listrik masyarakat. Silahkan masyarakat fokus pada usaha yang dijalankan, biar kami yang siapkan listriknya,” tutup Jatmiko. (hen)
Discussion about this post