
JURNALIS.co.id – Ferliaman Sinaga warga Desa Pala Pulau, Kecamatan Putussibau Utara, Kabupaten Kapuas Hulu, sempat dikabarkan hilang saat mencari damar di areal perkebunan kelapa sawit milik PT Borneo International Anugerah (BIA), Senin (14/08/2023). Pria berusia 58 tahun tersebut akhirnya berhasil ditemukan dalam keadaan selamat oleh keluarganya, Selasa (15/08/2023) sekitar pukul 09.00 WIB.
Saat ditemui di kediamannya di Dusun Mupa, Ferliaman Sinaga menceritakan bagaimana awalnya dia bisa tersesat ke dalam rimba di kawasan perkebunan kelapa sawit tersebut. Saat itu, Senin (14/08/2023) dirinya bersama lima orang temannya masuk ke dalam rimba melalui jalan sawit (blok) PT BIA untuk mencari Damar. Berbekal makanan dan peralatan seadanya, dia dan temannya sekitar pukul 07.00 WIB mulai masuk rimba kawasan perkebunan sawit.
“Saat itu kami mencari damar bersama-sama berjam-jam. Tak lama kami mulai keluar dari rimba untuk istirahat menuju jalan blok sawit, karena Damar di dalam karung belum penuh,” katanya.
Firliaman menuturkan tak lama mereka beristirahat, sekitar pukul 12.00 WIB, dirinya bersama dua teman lainnya kembali mencari damar. Sementara tiga teman lainnya juga mencari damar, namun secara terpisah. Sekitar pukul 15.00 WIB, dia dengan dua teman lainnya berpisah.
Sendirian di dalam rimba, Firliaman kebingungan. Dia pun tersesat.
“Akhirnya saya coba istrahat sebentar, kemudian kembali melanjutkan mencari jalan keluar atau jalan blok justru tidak ketemu. Saya coba cari jalan pintas di dalam rimba tersebut hampir 2 jam, bukannya saya ketemu, malahan terasa makin jauh,” ceritanya.
Tak ingin tersesat lebih jauh, Firliaman memilih bertahan di lokasi tempat ia tersesat. Dia melihat ada pohon besar. Dirinya pun memilih untuk memanjatnya agar beristirahat tidur serta menyelamatkan dirinya dari serangan binatang buas.
“Saya tidur itu hingga pukul 04.00 WIB, Selasa (15/08/2023). Tapi selama saya di atas pohon itu saya merasakan hal aneh, mulai dari suara beruang dan lainnya,” ucapnya.
Tersadar keesokan harinya sekitar 04.00 WIB, Firliaman mendengar sayupan suara azan subuh. Tak ingin bertahan lebih lama di dalam rimba, dirinya kembali melakukan pergerakan untuk mencari jalan keluar. Namun, sekitar dua jam belum juga menemukan jalan blok sawit.
“Setelah dua jam baru ketemu jalan blok sawit lainnya, kemudian ketemu barak sawit. Barulah saya juga ketemu dengan orang-orang yang mencari saya. Namun, di masa saya mencari jalan keluar tersebut, saya sempat menemukan jalan berlumpur semacam akan menghisap tubuhnya, untungnya saya cepat menggapai kayu untuk keluar dalam lumpur tersebut,” kisahnya.
Firliaman menuturkan selama semalaman di dalam rimba dirinya mengaku sangat lapar. Lantaran tidak ada yang bisa dimakan, dirinya hanya minum air yang ditemukannya saja untuk bertahan hidup. Dirinya pun mengaku tidak menyangka bisa selamat dan keluar dari rimba tersebut. Padahal dia dan temannya sudah biasa mencari damar.
“Tapi memang lokasi pencarian damar kali ini memang pembukaan lahan baru perusahaan sawit, lagipula kita belum menguasai betul wilayahnya,” sebutnya.
Atas kejadian ini, Firliaman mengaku tidak jera untuk mencari damar. Hanya ini menjadi pengalaman berharga bagi dirinya, sehingga masih bisa diselamatkan oleh Tuhan.
“Saya secara pribadi mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu mencari saya,” tuntas Firliaman.
Sementara Uday, rekan Firliaman Sinaga mencari damar saat itu menceritakan bahwa memang mereka saat itu mencari damar di kawasan perkebunan kelapa sawit PT BIA.
“Ada enam orang kami cari damar, tapi sekitar jam 15.00 WIB kami keluar pulang, tetapi dari enam orang ini hanya ada satu yang belum keluar, sehingga kami bertanya-tanya,” ujarnya.
Uday menyampaikan tak ingin terjadi apa-apa kepada temannya, maka diputuskanlah tiga orang melakukan pencarian. Sedangkan dua orang lainnya memberitahukan kepada keluarga Firliaman.
“Sehingga terjadilah proses pencarian kepada yang bersangkutan,” tutur Uday.
Sementara Toni salah satu keluarga yang menemukan Firliaman Sinaga menceritakan, bahwa sebenarnya dia tidak sengaja menemukan keluarganya tersebut. Dirinya hanya merasakan firasat saja jika keluarganya tersebut sudah keluar dari rimba.
“Jadi kita menemukan Firliaman Sinaga ini sudah berada di jalan blok sawit. Tapi saya lihat beliau ini seperti belum sadar, karena saat ditemukan dia ini seperti jalan terus tanpa arah,” katanya.
Toni mengatakan saat kejadian itu banyak yang membantu pencarian keluarganya tersebut. Diperkirakan hampir 50-an orang. Mulai dari BPBD, Tagana, TRC, TNI – Polri hingga warga. (opik)
Discussion about this post