JURNALIS.co.id – Para kawula muda antusias menyaksikan pentas seni ‘Senja Berpuisi’ di selasar (pelataran) depan Gedung Ali Sadikin, Pusat Kesenian Jakarta (PKJ) Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta, Minggu (20/8/2023) sore. Pentas seni Senja Berpuisi kali ini sengaja mengambil lokasi publik area untuk memperkenalkan dunia sastra, khususnya kepada anak-anak muda generasi milenial.
“Pentas Seni Senja Berpuisi kali ini sengaja mengambil lokasi publik area untuk memperkenalkan dunia sastra khususnya kepada anak-anak muda generasi milenial di Kota Jakarta dan sekitarnya,” jelas Diki Lukman Hakim, Kepala Perpustakaan Jakarta dan Kepala Satuan Pelaksana Pusat Dokumentasi Sastra (PDS) HB Jassin, pada hari kedua Pentas Seni ‘Senja Berpuisi’, Minggu (20/8/2023) sore.
Didampingi Moch Nanang Suryana, Diki mengatakan sampai sore ini respon dari penonton terutama kawula muda sangat positif.
“Alhamdulilah, sampai sore ini penonton anak-anak muda cukup banyak dan padat. Mereka sangat antusias menonton Pentas Seni Senja Berpuisi,” ujarnya.
Berdasarkan pengamatan penulis selama berlangsungnya pentas seni Senja Berpuisi para penonton -yang kebanyakan anak-anak muda- duduk dengan tertib dan rapi di tangga selasar menuju Gedung Perpustakaan Jakarta dan Pusat Dokumentasi Sastra (PDS) HB Jassin.
“Kita sengaja membuat panggung pentas seni Senja Berpuisi di lokasi publik area atau depan pelataran Taman Ismail Marzuki. Sebelumnnya memang dilaksanakan di dalam, tetapi para penontonnya hanya terbatas komunitas sastra tertentu, khususnya yang sudah masuk ke dalam komunitas area Taman Ismail Marzuki,” jelasnya.
Dengan mengambil di lokasi publik area, maka orang-orang yang lalu lalang atau kebetulan lewat Taman Ismail Marzuki jadi tertarik untuk singgah sejenak menonton pentas seni Senja Berpuisi.
“Di sini orang-orang yang lewat Taman Ismail Marzuki jadi tertarik. Pada akhirnya nanti orang-orang luar Kota Jakarta atau yang sedang berkunjung maupun berlibur ke ibu kota akan tahu di sini ada pentas-pentas kebudayaan. Setelah acara Senja Berpuisi ini nanti akan kita evaluasi lagi apa ada kegiatan seni lainnya yang bisa diakomodir di luar area Taman Ismail Marzuki,” katanya lagi.
Menjawab pertanyaan penulis apa sebetulnya target dari acara pentas seni Senja Berpuisi ini, Diki sekali lagi mengatakan utamanya untuk menjaring anak-anak muda guna ketertarikan mereka pada dunia sastra.
“Kita memang ingin memperkenalkan dunia sastra kepada generasi muda milenial. Makanya acara ini juga melibatkan sejumlah anak-anak muda yang kreatif dengan menampilkan beberapa variasi performance seperti musik, dance, pantomin, pembacaan cerpen dan puisi,” pungkas Diki.
Semarak Merah Putih
Acara pentas seni Senja Berpuisi -sekaligus memperingati HUT ke-78 Kemerdekaan RI- pada hari pertama, Sabtu (19/08/2023) menghadirkan pembacaan puisi oleh Penyair Nanang R Supriyatin, Imam Ma’arif, Jose Rizal Manua, dan Nuyang Jaimaee.
Pantomin oleh Joko Joker, talk show bedah puisi oleh Reda Gaudiamo, dan musikalisasi puisi juga oleh Reda Gaudiamo.
Pada hari kedua pentas seni Senja Berpuisi, Minggu (20/08/2023)- masih terkait dengan semarak Merah Putih- menampilkan street dance oleh Lassteam689, baca puisi oleh Sherina Klasika, Bardjan, dan Putri Ayudya.
Pembacaan cerita pendek (cerpen) oleh Badri AQT dan Willy Fahmy Agiska. Pantomin dibawakan oleh Labs Theater SMP Labshool, monolog oleh David Karo-Karo, serta penutup musik Raim Laode.
Pada Sabtu (19/08/2023) kemarin ikut hadir Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan DKI Firmansyah, dan Camat Menteng, Kota Administrasi Jakarta Pusat, Suprayogi. (rls)
Discussion about this post