Oleh: Abdul Jamil Al Rasyid

MENURUT KBBI merajuk adalah menunjukkan rasa tidak senang (dengan mendiamkan dan tidak mau bergaul). Merajuk merupakan sebuah sifat yang ada pada diri seseorang yang menunjukkan ketidakpuasan atau kemarahan kepada orang lain untuk menjauhkan diri.
Penulis melihat dalam kehidupan bahwa banyak orang yang merajuk ketika apa yang dia pikir tidak sesuai dengan keinginan dia. Hal ini sering terjadi dalam dalam kehidupan ketika orang tersebut ada permasalahan. Karena merajuk adalah jalan yang baik untuk menyelesaikan masalah bagi sebagian orang.
Sebenarnya merajuk bukanlah cara yang elegan untuk menyelesaikan masalah. Malah menurut penulis merajuk akan menyebabkan masalah tersebut akan bertambah besar. Biasanya merajuk terjadi pada individu seseorang bahkan bisa juga merajuk terjadi dalam suatu kelompok. Misalnya merajuk terjadi antara individu dengan kelompok. Si individu ini tidak sesuai dengan apa yang kelompok canangkan, maka dia akan merajuk bahkan keluar dari kelompok tersebut.
Merajuk juga memiliki dampak positif bagi individu atau kelompok. Misalnya dampak positif yang dihadirkan oleh kelompok tersebut adalah ketika si individu ini merajuk tentu akan menjadi evaluasi bagi kelompok atau individu tersebut. Permasalahan tentu hadir karena ketidakcocokan antara yang satu dengan yang lain. Hal ini yang membuat dampak positif dari merajuk tersebut adalah kelompok tersebut akan bisa mengetahui titik lemah atau titik permasalahan, di masa depan bisa saja kelompok tersebut akan mengetahui bahwa permasalahan seperti ini bisa diselesaikan dengan baik.
Banyak orang yang pasti benci dengan orang yang merajuk. Karena merajuk adalah salah satu orang yang terlalu membawa perasaan ketika dia mendapatkan masalah. Maka dari itu, merajuk tidak cocok dengan seorang pemimpin. Bagi pemimpin merajuk adalah pantangan yang sangat dihindari dalam memimpin suatu hal. Apabila ada seorang pemimpin yang merajuk, tentu hal ini akan bisa merusak perkumpulan atau organisasi yang dia ikuti. Karena seorang pemimpin tidak boleh lari dengan masalah yang ada dalam kelompok itu.
Penulis pernah melihat bahwa pemimpin yang lari dari masalah tidak akan dianggap lagi sebagai seorang pemimpin. Pemimpin yang terlalu membawa perasaan tentu hal ini akan berakibat buruk bagi organisasi. Karena orang yang dipercaya seluruh anggota sudah melarikan diri, tentu organisasi tersebut akan kehilangan arah. Pemimpin yang baik adalah orang-orang yang tidak merajuk ketika ada masalah. Karena apabila seorang pemimpin sudah merajuk, tentu anggota juga akan meniru apa yang telah pemimpin buat. Kehilangan kepercayaan dari seluruh anggota organisasi akan membuat organisasi tersebut akan kacau dan bahkan bisa saja runtuh.
Penulis pernah merasakan ketika penulis berada dalam kelompok organisasi. Pemimpin penulis yang awalnya dipercaya boleh seluruh anggota. Tiba-tiba pemimpin tersebut melarikan diri, karena sifat egois yang ada pada dirinya. Tentu program-program yang telah dia canangkan tidak terlaksana. Pemimpin penulis ini merajuk dan tidak mau mengakui kesalahan bahkan lebih banyak menyalahkan orang lain ketimbang dirinya sendiri. Ujung-ujungnya dia tidak dipercaya oleh anggota. Pemimpin ini malah memilih kabur dan tidak bertanggung jawab dengan apa yang telah dia perbuat.
Seperti contoh diatas ketika seorang pemimpin yang merajuk dan juga tidak dapat menyelesaikan masalah dengan baik. Akibatnya organisasi yang dia pimpin akan berada di ambang kehancuran. Banyak orang yang senantiasa bisa memimpin tetapi lebih mengutamakan perasaan. Itu bukanlah pemimpin yang baik karena ketika memimpin sesuatu tentu perasaan merajuk harus dihindari terlebih dahulu. Merajuk adalah perasaan yang tidak baik untuk ditanamkan dalam diri seseorang. Karena orang yang merajuk adalah orang yang memiliki pemikiran yang sempit.
Untuk itu, ketika menjalani kehidupan pertemanan tentu hal yang harus dihindari pertama kali adalah merajuk. Begitu juga ketika menjadi seorang pemimpin, merajuk adalah sifat yang menyebabkan organisasi tersebut bisa diambang kehancuran. Oleh sebab itu, sifat merajuk tidak boleh dilakukan karena dengan adanya sifat ini, seseorang akan dijauhi oleh orang lain. Merajuk bisa dihindari dengan sabar, karena sabar adalah kunci agar tidak terjadi permasalahan. Karena ketika kita tidak ingin dibenci maka orang tersebut harus menghindari sifat merajuk dalam kehidupan. (*)
*Penulis: Mahasiswa Jurusan Sastra Minangkabau Universitas Andalas
Discussion about this post